Senin 21 Oct 2019 18:55 WIB

Mengenal Sosok Presiden Cile Sebastian Pinera

Dia merupakan ekonom jebolan Harvard yang menjadi orang terkaya ketiga di Cile.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Cile Sebastian Pinera.
Foto: REUTERS/Rodrigo Garrido
Presiden Cile Sebastian Pinera.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Pada 2018, Presiden Cile Sebastian Pinera memenangkan pemilihan umum presiden dalam dua putaran. Miliarder konservatif yang mewakili koalisi sayap kanan Cile, Vamos, itu menduduki kursi resmi Istana La Moneda di Santiago.

Di bawah Konstitusi yang diadopsi pada 1980, presiden menjabat empat tahun. Cile tidak memberikan mandat pemilihan kembali presiden, namun mantan presiden bisa mencalonkan diri kembali setelah orang lain memegang jabatan. Ini merupakan suatu hal yang dilakukan Pinera dalam memenangkan pemilihan putaran kedua.

Baca Juga

Ketika ia pertama kali menjadi presiden pada 2010, Pinera menjadi presiden konservatif pertama Cile sejak berakhirnya pemerintahan militer pada 1990. Dia merupakan ekonom jebolan Harvard. Dia menggantikan presiden perempuan pertama negara itu, Michelle Bachelet.

Pada janji kampanyenya, Pinera yang lahir pada 1949 itu menjanjikan perubahan ekonomi negara melalui ketajaman bisnisnya. Dia mendapat dukungan dari komunitas bisnis dan berjanji menurunkan pajak agar membuat ekonomi tumbuh lagi.

Dia menjadi orang terkaya ketiga di Cile dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan mencapai sekitar 2,7 miliar dolar AS. Sebagian besar uangnya diperoleh pada 1980-an ketika ia memperkenalkan kartu kredit ke Cile melalui perusahaannya Bancard. Dia juga berinvestasi di maskapai penerbangan utama terbesar Cile Lan Chile, klub sepak bola top negara itu Colo Colo, dan saluran televisi.

Kendati demikian, ketika ia menjadi presiden dia berjanji menjual aset kepemilikannya untuk menghindari potensi konflik. Pada kali pertama ia menjabat, Pinera berjanji mendayagunakan pengetahuan bisnisnya kepada pemerintah seraya menyatukan sayap konservatif neagra. Pinera menjanjikan perubahan dengan berfokus pada pekerjaan, serta mengatasi kemiskinan dan meningkatkan sektor swasta. Meski begitu, masa-masa awal pemerintahannya terjadi perubahan rencana.

Pada 27 Februari 2010, gempa bumi dashyat menghantam Cile yang menyebabkan sekitar 500 orang meninggal dunia. Gempa bumi juga memporak-porandakan puluhan ribu rumah.

"Kami harus menilai kembali rencana di pemerintahan kami, kini kami akan mengawasi pemerintah rekonstruksi," katanya kala itu dilansir BBC, Senin (21/10).

Protes mahasiswa pada 2019 bukan kali pertamanya pada pemerintahan Pinera. Protes mahasiswa yang meluas juga sempat terjadi pada tahun usai pemerintahan pertama sehingga mereshuffle kabinetnya dua kali dalam beberapa bulan. Pinera sempat menuduh Bachelet salah kelola ekonomi Cile.

Satu dekade lalu, Argentina, Bolivia, Brasil, Cile, Kuba, Ekuador, Honduras, Nikaragua, Uruguay, dan Venezuela semuanya diperintah oleh para pemimpin sayap kiri. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kaum konservatif berkuasa di Argentina, Brasil, dan Paraguay. 

Revolusi Bolivarian Venezuela telah mendapat tekanan hebat dengan para demonstran anti-pemerintah turun ke jalan selama berbulan-bulan. Kemenangan Pinera semakin mengkonsolidasikan tren kala itu.

Popularitas Pinera pada tahun-tahun berikutnya hingga kini sudah dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat dan permintaan konsumen yang melemah. Terlebih usai protes Oktober 2019 ini. Selain itu, Pinera mendapatkan persepsi buruk tentang hubungan dengan masyarakat yang palsu. Presiden terlihat di sebuah restoran Jumat malam merayakan ulang tahun salah satu cucunya.

Juru bicara pemerintah Perez membela hak presiden atas kehidupan pribadi dan mengatakan dia segera kembali bekerja untuk mengawasi situasi. Cile dalam beberapa dekade terakhir telah dianggap sebagai oasis ketenangan dan keamanan di tengah volatilitas di beberapa negara Amerika Latin lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement