Selasa 22 Oct 2019 10:37 WIB

Rumitnya Tahapan Prosesi Resmi Penobatan Kaisar Jepang

Kaisar baru Jepang, Naruhito memulai penobatannya secara resmi Selasa ini.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Kaisar baru Jepang Naruhito dalam pakaian putih memulai prosesi penobatan
Foto: Kyodo News via AP
Kaisar baru Jepang Naruhito dalam pakaian putih memulai prosesi penobatan

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar baru Jepang, Naruhito akan secara resmi dinobatkan dalam upacara tradisional pertama setelah berabad-abad, Selasa (22/10). Penobatan Kaisar Naruhito akan dihadiri oleh pejabat tinggi, kepala negara, dan bangsawan dari lebih 180 negara termasuk Wakil Presiden Indonesia Ma'aruf Amin.

Suasana perayaan penobatan Naruhito masih diselimuti oleh dampak bencana alam Topan Hagibis yang sedikitnya menewaskan 80 jiwa sejak 10 hari lalu. Bencana alam membuat penundaan parade perayaan penobatan kaisar yang telah direncanakan.

Baca Juga

Sekolompok warga menunggu di gerbang Istana Kekaisaran meski hujan deras. Mereka mengibarkan bendera Jepang dan membuat terkesima Kaisar Naruhito ketika dia masuk dengan mobilnya di pagi hari. Naruhito terlihat melambai dan tersenyum kepada mereka dari jendela yang terbuka.

Naruhito akan memulai upacara hari ini tak lama setelah dia 'melaporkan' penobatannya kepada leluhur kekasiarannya di salah satu dari tiga tempat suci di halaman istana. Naruhito mengenakan tudung kepala hitam dan jubah putih dengan kereta panjang didampingi seorang pelayan.

Dia diawasi oleh anggota keluarga kekaisaran lainnya, dan para perempuan mengenakan gaun pastel panjang. Perdana menteri Shinzo Abe turut menjadi saksi penobatannya.

Secara resmi Naruhito (59 tahun) dan Permaisuri Masako (55 tahun) seorang mantan diplomat berpendidikan Harvard telah mengemban tugasnya sebagai kaisar pada Mei dalam upacara singkat. Dan penobatan kali ini bernuansa "Sokui ni o Rei" yang merupakan ritual yang lebih rumit di mana ia secara resmi mengumumkan perubahan statusnya kepada dunia.

Naruhito merupakan kasiar Jepang pertama yang lahir setelah Perang Dunia II. Dia naik takhta, ketika sang ayah Akihito menjadi raja Jepang pertama yang turun takhta dalam dua abad. Pengunduran diri Akihito dikarenakan usia yang membuatnya sulit untuk melakukan tugas resmi.

Dilansir Channel News Asia, beberapa jam kemudian setelah ritual, Naruhito dan Masako akan muncul di acara utama di aula paling bergengsi Istana Kekaisaran, Kamar Pine. Naruhito mengenakan pakaian seremonial yang didominasi oleh jubah luar berlapis berwarna cokelat emas. Dia akan menyatakan penobatannya dari takhta "Takamikura".

Sementara permaisuri Masako mengenakan pakaian yang dikenal dengan nama "junihitoe" atau jubah berlapis-lapis. Permaisuri akan mendampingi Naruhito di atas takhta.

Upacara akan dilakukan di hadapan pedang dan permata kuno yang merupakan bagian dari regalia kekaisaran. Konon, kedua benda suci itu telah diturunkan oleh seorang dewi dan dianggap sebagai bukti penting dari legitimasi seorang kaisar.

Sekitar 2.500 tamu, termasuk pejabat asing dan royalti, akan naik ke tempat yang tersedia sebelum proklamasi penobatannya. Setelah kaisar selesai berpidato, Perdana Menteri Shinzo Abe akan berseru "banzai" yang berati umur panjang Kaisar sebanyak tiga kali guna menyelesaikan prosesi penobatan tersebut.

Meski parade telah ditunda hingga 10 November, jamuan untuk pejabat asing dan perwakilan pemerintah daerah akan dilanjutkan bersama dengan pesta teh di kediaman kerajaan pada hari berikutnya. Abe juga akan menyelenggarakan jamuan untuk 900 pemimpin dan delegasi asing di hotel Tokyo.

Para pengunjung asing akan berkisar dari keluarga bangsawan termasuk Pangeran Charles dari Inggris hingga pejabat pemerintah, seperti Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-yon dan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Sebagai bagian dari perayaan, lebih dari setengah juta orang yang dihukum karena pelanggaran ringan akan diampuni.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement