Jumat 01 Nov 2019 06:11 WIB

Ada Gelombang Protes, Cile Batal Jadi Tuan Rumah KTT APEC

Ini adalah keputusan sangat sulit yang harus diambil.

Red:
.
.

Karena gelombang protes yang menggoncang negeri itu, Presiden Chile Sebastian Pinera membatalkan diri untuk menjadi tuan rumah KTT APEC dan konferensi Iklim PBB yang direncanakan bulan November dan Desember.

Presiden Pinera hari Rabu mengatakan Chile tidak akan menjadi tuan rumah KTT APEC yang rencananya akan dilangsungkan 16-7 November mendatang dan konperensi iklim PBB COP25 yang dijadwalkan 2-13 Desember 2019.

Dalam pidato di televisi, Presiden Pinera tidak menyebut tempat alternatif bagi penyelenggaraan KTT APEC yang sedianya akan dihadiri Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

"Ini adalah keputusan sangat sulit yang harus diambil yang menyebabkan kepiluan bagi kita semua." kata Pinera.

"Presiden harus menempatkan kepentingan warga di atas segalanya.'

Kerusuhan, pembakaran dan gelomban protes yang terjadi selama bulan Oktober di sana telah menyebabkan paling sedikit 18 orang tewas, 7 ribu orang ditahan, dan kerugian ekonomi Chile sekitar Rp 20 triliun. Sistem jaringan kereta Metro di ibukota Santiago juga mengalami kerusakan berat.

Presiden Pinera sudah memecat beberapa menteri utama minggu ini diantaranya menteri keuangan, dalam negeri dan menteri ekonomi untuk menghentikan protes namun belum berhasil mengurangi gelombang protes.

Dengan kepopuleran Pinera sekarang sangat rendah, muncul lagi seruan protes baru, dan PBB mengirimkan tim untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran HAM oleh petugas keamanan.

 

Pembatalan menjadi tuan rumah dua konprensi internasional tersebut semakin memperburuk citra Chile yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Amerika Selatan.

KTT APEC yang berlangsung setiap tahun biasanya dihadiri oleh pemimpin dari 20 negara anggota termasuk tahun ini, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Para perunding AS dan China berharap untuk menyelesaikan perundingan dagang antar kedua negara sehingga perjanjian itu bisa ditandatangani oleh Presiden Trump dan Presiden Xi di Santiago.

Pembatalan China untuk menjadi tuan rumah KTT APEC ini mengejutkan pemerintahan Trump yang tidak menduga hal tersebut terjadi, kata seorang pejabat Gedung Putih kepada kantor berita Reuters.

Pejabat tersebut mengatakan Washington mengetahui keputusan tersebut dari pemberitaan media, dan sedang mencari informasi lanjutan.

 

Sementara itu bagi konprensi iklim PBB, badan dunia ini sedang mencari tempat baru setelah Presiden Pinera berbicara dengan Sekjen PBB Antonio Guterres lewat telepon hari Rabu mengenai pengunduran diri Chile menjadi rumah.

PBB mungkin akan menggunakan fasilitas yang sudah dimiliki oleh badan tersebut di kota seperti New York, Jenewa, Bonn, Wina dan Nairobi.

Pertemuan KTT iklim ini akan dihadiri oleh 190 negara yang berusaha mencapai kesepakatan baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang sebelumya sudah disepakati di Paris.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini.

AP/Reuters

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement