Sabtu 02 Nov 2019 14:49 WIB

Polisi Brasil Tangkap Gembong Penyelundupan Manusia

Laki-laki asal Bangladesh diduga terlibat penyelundupan manusia skala besar ke AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Brasil
Foto: blogspot.com
Bendera Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Polisi federal Brasil mengatakan mereka menangkap Saifullah Al-Mamun, seorang penjahat penyeludupan manusia kelas kakap di dunia. Penangkapan tersebut dilakukan pada Kamis (1/11).

Dalam operasi penangkapan tersebut polisi Brasil berkerja sama dengan Badan Bea Cukai dan Imigrasi (ICE) Amerika Serikat (AS). Laki-laki asal Bangladesh itu diduga terlibat skema penyeludupan manusia skala besar ke AS.

Baca Juga

Beberapa penangkapan dilakukan di Sao Paulo, tempat tinggal Al-Mamun dan tiga kota Brasil lainnya. Polisi juga membekukan 42 rekening yang digunakan kelompok Al-Mamun untuk mendanai aktivitas mereka.

Al-Mamun datang ke Brasil sekitar enam tahun yang lalu. Ia datang sebagai pengungsi dan tinggal di Bras, pemukiman multikultural di Sao Paulo, tempat bermukiman para imigran dari seluruh dunia.

Ia juga telah didakwa di AS. Menurut Departemen Kehakiman AS, Al-Mamun memiliki rumah di Sao Paulo yang digunakan untuk menampung imigran dari Asia Tenggara. Ia juga mengatur perjalanan mereka melalui jaringan penyelundup manusia.

Jaringan Al-Mamun beroperasi di Peru, Ekuador, Kolombia, Panama, Kosta Rika, Nikaragua, Honduras, Guatemala, dan Meksiko. Menurut kepolisian Brasil, Al-Mamun dan kelompoknya menyelundupkan orang-orang dari Afghanistan, Bangladesh, India, Nepal dan Pakistan ke Brasil dan lalu ke AS.

Para imigran itu dikirim ke utara negara bagian Acre, Brasil. Dari sana mereka memulai perjalanan panjang dan berbahaya menembus Amerika Tengah yang berbatasan dengan Meksiko. Dari Meksiko, mereka menyeberang ke AS.

Belum ketahui apakah Al-Mamun memiliki pengacara di Sao Paulo. Polisi Brasil mengatakan Al-Mamun menetapkan tarif sebesar 50 ribu real Brasil atau 12,524 dolar AS pada imigran yang ingin datang ke Amerika.

Beberapa imigran akan menetap di Brasil secara ilegal. Di sana mereka diberi dokumen palsu.

Polisi mengatakan beberapa imigran menjadi korban kekerasan saat sedang menunggu di Sao Paulo. Polisi menambahkan delapan orang Bengladesh jatuh ke tangan kartel narkoba Meksiko saat sedang melakukan perjalanan menuju perbatasan Meksiko-AS. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement