Selasa 22 Oct 2019 17:35 WIB

15 Polisi Afghanistan Tewas Diserang Taliban

Taliban masih menguasai dan mengendalikan hampir separuh Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Kelompok Taliban
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kelompok Taliban

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban menyerang pos pemeriksaan di distrik Ali Abad, Kunduz, Afghanistan, Selasa (22/10). Sedikitnya 15 personel polisi tewas dalam serangan tersebut.

Dilaporkan laman Aljazirah, anggota Dewan Provinsi Kunduz Rabani Rabani mengungkapkan, serangan terhadap pos pemeriksaan di wilayahnya sebenarnya telah berlangsung sejak Senin malam. Baku tembak antara milisi Taliban dan personel kepolisian berlangsung selama berjam-jam.

Baca Juga

Baku tembak menyebabkan sedikitnya 15 polisi tewas dan dua petugas luka-luka. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap pos pemeriksaan di distrik Ali Abad.

Menurut Rabani, serangan di Ali Abad terjadi ketika pasukan Afghanistan telah memerangi Taliban di distrik Imam Sahib dann Dashti Archi. Taliban diketahui memiliki basis yang kuat di Kunduz dan mengontrol beberapa distrik provinsi.

Kunduz adalah persimpangan strategis dengan akses mudah ke banyak bagian utara Afghanistan serta ibu kota negara, Kabul. Pada 2015, Kunduz sempat dikuasai oleh Taliban. Namun, mereka mundur setelah pasukan Afghanistan yang didukung NATO melancarkan serangan ke sana.

Setahun kemudian, Taliban sempat kembali ke Kunduz dan berhasil menguasai kembali wilayah itu. Namun, serangan berangsur yang dilakukan pasukan Afghanistan membuat mereka terusir lagi dari sana.

Saat ini, Taliban masih menguasai dan mengendalikan hampir separuh dari wilayah Afghanistan. Mereka tak berhenti melancarkan serangan yang menargetkan pasukan keamanan negara tersebut. Namun, serangan-serangan Taliban juga sering menyebabkan jatuhnya korban sipil, baik tewas maupun luka.

Saat ini, perundingan damai antara Taliban dan Amerika Serikat (AS) selaku sekutu utama Afghanistan belum berlanjut. Presiden AS Donald Trump memutuskan menghentikan pembicaraan dengan Taliban pada September lalu. Langkah itu diambil setelah Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Kabul yang menewaskan sekitar 12 orang, satu di antaranya personel militer AS.

Namun, Washington telah menyatakan masih berkomitmen melanjutkan negosiasi. AS mengatakan stabilitas dan perdamaian Afghanistan masih menjadi prioritas mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement