Sabtu 16 Nov 2019 00:19 WIB

Rusia Kirim Pasukan ke Bekas Pangkalan Udara AS di Suriah

Pangkalan udara di Suriah utara telah dikosongkan pasukan AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pesawat Rusia SU-24 saat mendarat di pangkalan udara Heymim di Suriah.
Foto: Reuters
Pesawat Rusia SU-24 saat mendarat di pangkalan udara Heymim di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mendaratkan helikopter dan pasukan militernya di pangkalan udara yang dikosongkan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah utara. Hal itu dilaporkan melalui saluran TV Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, Jumat (15/11).

Polisi militer Rusia melalui tayangan Zvezda terbang ke pangkalan udara Suriah di provinsi Aleppo utara dekat perbatasan dengan Turki dan mengamankan daerah itu. Langkah itu dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan penarikan pasukan AS dari Suriah bulan lalu. "Fasilitas itu akan digunakan sebagai pusat untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk penduduk lokal," demikian laporan Zvezde.

Baca Juga

Pada Kamis, Rusia telah mendirikan pangkalan helikopter di bandara di kota Qamishli, Suriah timur laut, sebuah langkah yang dirancang untuk meningkatkan kendali Moskow atas berbagai peristiwa di lapangan di sana. Laporan Zvevda memperlihatkan gambar sejumlah helikopter bersenjata berdatangan di pangkalan tersebut. Pangkalan yang baru itu dilindungi dengan sistem peluru kendali darat-ke-udara Pantsir dan tiga helikopter.

Sebanyak dua helikopter penyerang Mi-35 dan satu helikopter pengangkut Mi-8 sudah terlebih dahulu ditempatkan di sana. Jumlah helikopter yang ditempatkan di pangkalan tersebut akan ditambah.

Zvezda menyiarkan gambar polisi militer Rusia sedang berjaga-jaga di pangkalan. Sejumlah kendaraan lapis-baja serta personel pendukung helikopter juga terlihat dalam gambar tersebut, demikian pula dengan sebuah stasiun pemantau cuaca dan ruangan kecil bagi dokter untuk melakukan operasi.

Rusia dan Turki melakukan patroli bersama di sepanjang perbatasan Suriah. Turki sebagai bagian dari kesepakatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan.

"Kami memasuki pangkalan dan mengambil perimeter internal dan eksternal di bawah kendali," kata seorang inspektur senior polisi militer Rusia dikutip oleh Zvezda.

"Sekarang pasukan mencari dan memeriksa setiap bangunan memastikan tidak ada semacam bahan peledak yang tertinggal atau semacam kejutan di sini untuk kita," katanya.

Zvezda menyiarkan rekaman peralatan AS seperti pasokan medis untuk mengobati sengatan matahari yang telah ditinggalkan serta fasilitas tidur. Rusia memiliki dua fasilitas militer permanen di Suriah, pangkalan udara di provinsi Latakia yang digunakan untuk serangan udara terhadap pasukan yang menentang Presiden Bashar al-Assad, dan fasilitas angkatan laut di Tartus di Mediterania.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement