Selasa 19 Nov 2019 12:30 WIB

Rakyat Miskin Filipina Tukar Sampah Plastik dengan Beras

Rakyat miskin dapat menukarkan dua kilogram sampah plastik dengan satu kilogram beras

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Sampah plastik
Foto: Dailymail
Sampah plastik

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sebuah desa di Filipina memberlakukan skema untuk mengatasi masalah sampah plastik. Skema tersebut adalah menukar sampah plastik dengan beras.  

World Economic Forum mengatakan, dalam skema akar rumput untuk membersihkan jalanan dari sampah plastik, masyarakat terpinggirkan dapat memperoleh beras dengan mengumpulkan sampah plastik. Jika masyarakat mengumpulkan dua kilogram sampah plastik, maka mereka akan mendapatkan imbal balik satu kilogram beras yang berharga 0,70 dolar AS di Filipina. 

Baca Juga

Di negara di mana 1 dari 5 orang hidup di bawah garis kemiskinan skema itu sangat membantu untuk mengisi perut mereka serta berkontribusi insentif untuk mengatasi polusi plastik. Skema tersebut juga membangkitkan kesadaran tentang membuang plastik dengan benar. Sebab, undang-undang Filipina tentang pengelolaan sampah jarang ditegakkan.  

Pada Agustus, skema tersebut mengirim 213 kilogram plastik untuk didaur ulang. Dengan skema terus berjalan, semakin banyak keluarga yang bergabung.

Negara Asia Tenggara adalah salah satu pencemar plastik laut tertinggi dunia. Penelitian menunjukkan undang-undang tentang limbah padat tidak ditegakkan dengan baik dan tidak ada peraturan tentang pembuatan kemasan dalam produk yang dijual.

"Saya menimbang 14 kilogram sampah plastik, jadi saya mendapat 7 kilogram beras. Ini adalah bantuan besar bagi kami untuk memiliki satu kilogram beras untuk hari itu," ujar seorang pendukung skema tersebut Veronica Dolorico (49 tahun).

"Saya merasa bahwa lingkungan kita sangat kotor. Kalau saja saya bisa, saya akan mengambil semua plastik di sepanjang jalan ketika saya berjalan di luar," ujarnya menambahkan.

Seperlima dari populasi Filipina sekitar 107 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, dengan konsumsi bulanan kurang dari 241 dolar AS per orang.

Kepala desa Bayanan, Andor San Pedro mengatakan, wilayah Bayanan mengumpulkan lebih dari 213 kilogram sachet, botol, dan kantong plastik pada Agustus. Menurutnya, pertukaran makanan untuk sampah sedang mengajarkan orang-orang cara membuang limbah mereka dengan benar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement