Sabtu 16 Nov 2019 12:20 WIB

Kisah Wytaliba, 'Ground Zero' Kebakaran Hutan di Australia

Wytaliba menjadi tempat kebakaran hutan paling terparah di Australia

Red:
.
.

Mereka menunggu empat hari lamanya. Tapi setelah jalan ke Wytaliba dibuka kembali, warga menemukan hal yang jauh lebih buruk dari perkiraan.

Pihak berwenang sebelumnya menutup akses ke Wytaliba, suatu kawasan permukiman di dekat Glen Innes, New South Wales (NSW), Australia.

Saat kejadian pada Jumat (8/11/2019) lalu, sebagian besar dari 100-an penduduk sudah meninggalkan Wytaliba untuk menyelamatkan diri.

Tapi setidaknya ada belasan orang yang terjebak di sana, karena mereka ingin bertahan dan mencoba menyelamatkan rumah dan harta bendanya. Ada pula yang sudah terlambat untuk pergi.

Mereka yang berhasil keluar itulah yang harus menunggu empat hari untuk bisa masuk kembali.

Wartawan ABC News Paige Cockburn yang sepanjang pekan lalu meliput kebakaran hutan di wilayah lainnya di NSW memperkirakan kondisi Wytaliba akan sama buruknya.

Tapi yang terjadi di Wytaliba ini berbeda.

 

Permukiman alternatif yang terletak di tengah kawasan hutan ini luluh-lantak diterjang api hanya dalam tempo sekitar 30 menit.

Dari empat korban tewas dalam kebakaran hutan di Australia pada pertengahan November 2019, dua di antaranya adalah warga Wytaliba. Satu tewas dalam mobilnya dan yang lainnya tewas saat mencoba menyelamatkan rumahnya.

Wytaliba hanya memiliki sekitar 50-an rumah, namun setelah kembali ke sana, warga menemukan lebih dari setengahnya sudah rata dengan tanah.

Dua bangunan utama sekolah di sana juga hancur, tinggal kerangka saja. Satu-satunya jembatan yang jadi akses masuk malah sudah ambruk, dan patah.

Di semua sudut yang tampak hanya sisa-sisa barang dan benda yang hangus, seperti mobil atau alat-alat pertanian yang tinggal kerangka besinya. Atau tangki air yang sudah meleleh.

Ajaibnya, bangunan tempat perlindungan selamat dan kini dijadikan tempat bernaung bagi sebagian kecil warga yang masih berada di sana.

Wytaliba kini sudah jadi kota hantu, semuanya tampak serba hitam dan hangus.

 

Kesunyian terasa begitu menakutkan.

Warga yang sudah kembali, akhirnya pergi lagi. Tak ada alasan untuk tetap berada di kawasan yang bencana.

Kematian dan kehancuran yang melanda Wytaliba menjadikan kota kecil ini secara efektif merupakan 'ground zero' dari kebakaran NSW.

Media yang ramai-ramai datang ke sana untuk meliput, justru mendapati bagaimana warga setempat engann untuk mendapatkan perhatian publik.

Mereka yang tinggal di Wytaliba adalah orang-orang yang selama ini justru menghidar dari kehidupan kota dengan segala kebisingannya.

 

Kebanyakan rumah warga dibangun untuk bisa ditinggali secara mandiri, jauh dari layanan listrik atau air PAM. Bahkan, kawasan ini tak memiliki jangkauan jaringan HP.

Kemandirian adalah kunci kehidupan warga Wytaliba.

Setiap warga yang ditemui ABC senada menjelaskan bahwa mereka pindah ke kawasan hutan ini untuk menghindar dari tekanan kehidupan di perkotaan.

Masyarakatnya dibangun secara komunal. Artinya, batas lahan tidak berlaku di sini. Mereka semua berbagi lahan, apa yang jadi milikku adalah milikmu juga. Dan sebaliknya.

Salah seorang warga menjelaskan bahwa masyarakat di sini pada dasarnya adalah "satu keluarga besar yang tak terurus".

Tapi sekarang, keluarga itu tampak sudah retak. Dan tak ada yang tahu apakah anak-anak bisa kembali lagi ke sekolahnya di sini.

 

Bahkan, secara individual, banyak warga yang ternyata tidak mengasuransikan rumah dan harta bendanya sama sekali.

Mereka menganggap asuransi hanya membuang-buang uang. Tapi memang ada juga sebagian properti yang tak memenuhi syarat untuk diasuransikan.

Untuk saat ini, masyarakat Wytaliba yang eksentrik itu memang hanya bisa duduk menyendiri, sepi dalam kekeringan. Hampir setiap tangki air kini sudah kosong.

Jelas hidup akan lebih sulit untuk dimulai kembali di kampung ini terutama karena letaknya yang terisolasi tanpa layanan air atau listrik.

Tapi warga Wytaliba tentunya akan kembali dan membangun masyarakatnya lagi. Mereka bukan tipe orang yang akan menyerah begitu saja.

 

Simak beritanya dalam versi Bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement