Selasa 19 Nov 2019 17:54 WIB

Gelombang Demonstrasi Iran Mereda

Gelombang demonstrasi pecah menyusul penolakan terhadap kenaikan BBM.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstrasi di Iran (ilustrasi).
Foto: AP Photo
Demonstrasi di Iran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Gelombang demonstrasi Iran akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai mereda. Hal itu terjadi setelah Garda Revolusi Iran memperingatkan akan mengambil tindakan tegas jika unjuk rasa masih berlanjut.

"Ketenangan telah dipulihkan di negara ini," kata juru bicara kejaksaan Iran Gholamhossein Esmaili pada Selasa (19/11).

Baca Juga

Kendati demikian, pada Senin (18/11) malam waktu setempat, demonstrasi dilaporkan masih berlangsung di beberapa kota. Pembatasan akses internet pun masih diterapkan.

Aksi demonstrasi di Iran pecah pada Jumat lalu. Hal itu terjadi setelah Iran mengumunkan kebijakan kenaikan harga BBM sebesar 50 persen, yakni dari 10 ribu real per liter menjadi 15 ribu real per liter.

Bentrokan antara massa dan aparat keamanan tak terhindarkan. Beberapa orang, termasuk anggota polisi, tewas dalam kericuhan tersebut. Tiga anggota pasukan keamanan ditikam hingga mati di dekat Teheran.

Terdapat sekitar 1.000 demonstran yang ditangkap otoritas Iran. Pada Senin lalu, Garda Revolusi Iran menyatakan akan mengambil tindakan tegas jika demonstrasi masih berlanjut.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menyalahkan lawan dan musuh Iran atas kerusuhan yang terjadi di negaranya. "Beberapa orang tak diragukan khawatir dengan keputusan (kenaikan harga BBM) ini. Tapi sabotase dan pembakaran dilakukan oleh para berandal, bukan rakyat kami," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement