Kamis 31 Oct 2019 08:08 WIB

Paus Fransiskus: Arsip Vatikan tidak Lagi Jadi Rahasia

Paus Fransiskus mengatakan akan mengganti nama Arsip Rahasia di Vatikan untuk menghilangkan konotasi negatif seputar arsip itu. Meski tidak semua, sebagian besar isi arsip tersebut telah tersedia bagi para cendekiawan.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Imago Images
Imago Images

Pada Senin (28/10) Paus Fransiskus mengumumkan bahwa Vatikan secara resmi mengubah nama "Arsip Rahasia" yang terkenal sehingga arsip-arsip ini tidak lagi dikaitkan dengan berbagai konotasi negatif.

Kumpulan arsip-arsip yang tadinya bernama "Arsip Rahasia" ini mendokumentasikan kepausan di Vatikan selama berabad-abad. "Arsip Apostolik Vatikan" demikian arsip ini selanjutnya akan disebut oleh dunia.

Paus Fransiskus berharap bahwa perubahan nama yang dibuat melalui dekrit yang dikenal sebagai Motu Proprio ini akan membuat orang berhenti berpikir bahwa arsip ini diselubungi aura penuh kerahasiaan.

Paus mengatakan istilah "rahasia" atau "secret" sebenarnya sejak awal sudah menyesatkan karena ini timbul akibat salah tafsir dari denominasi bahasa Latin.

Bahasa Latin aslinya berbunyi "archivum secretum" dan "secretum" bisa berarti tersembunyi, pribadi, rahasia, jauh, atau terpisah. Namun, ada arti yang sangat kuat dalam nama Latin bahwa arsip tersebut bukan lah untuk semua orang.

Ungkap kontroversi Paus Pius XII

Paus Paulus V menciptakan kumpulan arsip-arsip ini sejak awal abad ke-17. Rak yang menyimpan berbagai arsip penuh informasi ini memiliki panjang gabungan 85 kilometer dan beberapa di antaranya berada di bunker bawah tanah.

Arsip tersebut memuat bahan-bahan yang berkaitan dengan pemerintah Vatikan dari abad ke-8 hingga abad ke-20. Beberapa dokumen telah dapat diakses oleh para cendekiawan sejak tahun 1881.

Mulai tanggal 2 Maret 2020, materi kontroversial pada Perang Dunia II dari masa Paus Pius XII tahun 1939-1958 juga akan tersedia bagi publik.

Paus Fransiskus berharap perubahan ini akan membantu membersihkan nama Paus Pius XII dari tuduhan bahwa dia gagal menghadapi NAZI Jerman dan rezim fasis lainnya, termasuk Italia.

Vatikan mengambil posisi netral selama Perang Dunia II. Sepanjang masa PD II, beberapa pemimpin gereja di Jerman bersuara vokal terhadap rezim. Namun secara resmi, institusi gereja Katolik dan Protestan tidak menyuarakan apa pun.

ae/vlz (AP, dpa)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement