Selasa 19 Nov 2019 02:21 WIB

Syekh Palestina: Serangan Israel tak Hanya Ciptakan Teror

Dampak serangan Israel ke Gaza Palestina dinilai lebih besar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Warga memeriksa reruntuhan rumah milik keluarga Islam Abu Humaid yang dihancurkan militer Israel di kamp Pengungsi El Amari, di Ramallah Tepi Barat, Kamis (24/10).
Foto: REUTERS/Mohamad Torokman
Warga memeriksa reruntuhan rumah milik keluarga Islam Abu Humaid yang dihancurkan militer Israel di kamp Pengungsi El Amari, di Ramallah Tepi Barat, Kamis (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Ulama Palestina Asia Tenggara, Syekh Ahed Abul Atha menilai serangan Israel terhadap Palestina pada pekan lalu tidak hanya menciptakan teror. Dalam serangan itu, komandan pasukan perlawanan Palestina, Baha Abu Al-Atha dan istrinya tewas.

"Sungguh kejahatan Israel selama dua hari pada pekan lalu itu bukan hanya menciptakan teror saat penyerangan tersebut, tapi justru dampak yang ditinggalkan lebih besar bahayanya terhadap rakyat Palestina," ujar dia di kantor Spirit of Al-Aqsa, di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (18/11).

Baca Juga

Syekh Ahed menambahkan, dalam waktu dekat Palestina akan memasuki musim dingin. Ribuan keluarga yang kehilangan tempat tinggal pun akan merasakan malam-malam yang dingin tanpa penghangat dan pangan yajg mencukupi.

Rakyat Gaza sudah bertahun-tahun menderita karena memilih mempertahankan tanah air mereka dan menolak menyerah terhadap kejahatan Israel. Menurutnya, ancaman teror selalu datang dari Israel. Bahkan, aksi damai yang dilakukan aktivis Palestina untuk menuntut kemerdekaan dibalas dengan serangan roket Israel.

Pekan lalu, korban berjatuhan dari kalangan masyarakat sipil di Gaza setelah Israel melancarkan serangan. Ratusan warga sipil mengalami luka-luka dan 35 orang tewas. Tiga di antaranya perempuan dan delapan anak-anak. Korban luka-luka berjumlah 111 orang, 20 di antaranya perempuan dan 46 anak-anak.

Penanggungjawab Spirit of Al-Aqsa Ridwan Hakim berharap masyarakat Indonesia tidak melupakan Palestina dan Masjid Al-Aqsa dalam tiap doa serta ikut bergabung membantu keluarga di Gaza. Hal itu khususnya pada program bantuan musim dingin 2019-2020.

Ridwan menjelaskan, program tersebut menyediakan berbagai kebutuhan mendesak bagi korban serangan Israel berupa pakaian dan pangan untuk musim dingin, biaya medis korban luka, dan renovasi rumah-rumah yang terkena dampak serangan. Program tersebut juga menyasar tujuan jangka panjang berupa bantuan untuk peserta pembinaan pendidikan generasi Palestina yang digalakkan Spirit of Al-Aqsa.

"Agar mereka bisa bangkit dan menyelesaikan perjuangan meraih keadilan dan perdamaian di di Bumi Palestina," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement