Ahad 24 Nov 2019 14:36 WIB

AS dan Prancis Berlomba Tingkatkan Keamanan di Teluk

Riyahd maupun Washington belum beri bukti konkrit serangan itu dilakukan Teheran.

Pekerja memperbaiki lubang di fasilitas pengolahan minyak Aramco di Abqaiq dekat Dammam di timur Arab Saudi, Jumat (20/9). Saudi memfasilitasi jurnalis mengunjungi fasilitas tersebut.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Pekerja memperbaiki lubang di fasilitas pengolahan minyak Aramco di Abqaiq dekat Dammam di timur Arab Saudi, Jumat (20/9). Saudi memfasilitasi jurnalis mengunjungi fasilitas tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Amerika Serikat dan Prancis berlomba-lomba meningkatkan sistem radar di Arab Saudi. Setelah drone dan rudal yang menurut AS milik Iran menghancurkan infrastruktur minyak Arab Saudi bulan September lalu.

Pada forum keamanan di Bahrain, kepala Pusat Komando AS dan menteri pertahanan Prancis menjelaskan misi maritim masing-masing untuk melindungi perairan Teluk. AS dan Prancis mengambil tindakan berbeda terhadap Iran.

"Kami terus memperbaiki informasi tentang serangan terhadap (perusahaan miliki Arab Saudi) Aramco dan akan merilisnya melalui Arab Saudi," kata Jenderal Kenneth McKenzie, yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah dan Asia Selatan, Ahad (24/11).

Lebih dari dua bulan setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi. Baik Riyahd maupun Washington belum memberikan bukti konkrit serangan tersebut dilakukan Teheran. Sementara Arab Saudi sudah memberikan beberapa detail tentang bagaimana mereka menutupi kekurangan dalam pertahanan udara mereka.

Teheran membantah terlibat dalam serangan yang merusak produksi minyak mentah Arab Saudi itu. Serangan tersebut memicu AS mengirim ratusan pasukan dan peralatan militer ke Arab Saudi.  

"Kami akan bekerja sama dengan Arab Saudi untuk meningkatkan jaringan di sistem mereka, hal itu akan membuat mereka lebih baik lagi untuk bertahan menghadapi serangan semacam itu," kata McKenzie.

McKenzie mengatakan militer AS juga meningkatkan kehadiran mereka di Pangkalan Udara Prince Sultan yang terletak di selatan Riyadh. Sebagai tambahan selain memperbesar pangkalan di Qatar dan Bahrain.

Sementara itu Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan Paris juga mengirimkan 'paket alat peringatan canggih' ke Riyadh. Termasuk radar untuk menghadapi serangan dengan ketinggian rendah.

"Alat ini akan tiba ke Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan dan  akan mulai beroperasi dengan sangat, sangat cepat, tapi ada analisa yang perlu diselesaikan untuk mengidentifikasi bagaimana menutupi celah kelemahan," katanya.

photo
Kerusakan yang dialami kapal tanker minyak Kokuka Courageous di Teluk Oman dekat pantai Iran, Kamis (13/6).

Serangan 14 September lalu meningkatkan ketegangan di kawasan. Setelah sebelumnya ada serangan ke kapal-kapal tanker di perairan Teluk dan aset minyak Arab Saudi lainnya. Washington juga menyalahkan Iran atas serangan-serangan itu.

Iran membantahnya dengan tegas. Dalam forum keamanan IISS Manama Dialoge, Menteri urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Riyadh sudah berkonsulatasi dengan sekutu langkah apa yang dilakukan terhadap Iran setelah proses penyelidikan serangan itu selesai. n Lintar Satria/Reuters

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement