Jumat 29 Nov 2019 04:25 WIB

Tutorial Dandan Jadi Kritik Cina tentang Muslim Uighur

Feroza Aziz mengunggah tutorial di TikTok yang menyoroti penderitaan Muslim Uighur.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Muslim Uighur
Foto: Reuters
Muslim Uighur

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang remaja Amerika menggunakan tutorial dandan untuk mengajak warga dunia sadar dan peduli terhadap penahanan China terhadap Muslim Uighur di kamp-kamp di Xinjiang. Dia adalah Feroza Aziz (17 tahun) yang menggunggah video tata cara berdandan sambil membicarakan berbagai hal di aplikasi TikTok terutama mengkritik China.

"Jadi, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengambil penjepit bulu mata Anda, keriting bulu mata Anda dengan jelas maka Anda akan meletakkannya dan menggunakan ponsel yang Anda gunakan sekarang untuk mencari tahu apa yang terjadi di China," kata Aziz di video itu dilansir Aljazirah, Kamis (28/11).

Baca Juga

"Bagaimana mereka mendapatkan kamp konsentrasi yang melempar Muslim yang tidak bersalah ke sana, memisahkan keluarga, menculik mereka, membunuh mereka, memaksa mereka memakan daging babi, dan memaksa pindah agama," ujarnya menambahkan.

Aziz mengunggah tutorial cara berdandan sambil bercakap untuk meningkatkan kesadaran tentang tindakan China terhadap Muslim Uighur. Video itu beredar sebelum jaringan sosial milik China, TikTok dilaporkan menangguhkan akunnya.

Aziz mengatakan, dia menyamarkan videonya dengan judul tutorial dandan sehingga tidak akan dihapus. Dia juga meminta para penonton untuk mengambil tindakan dan menggunakan platform mereka dengan bijak.

"Generasi sebelum kita tidak memiliki kekuatan yang sama seperti yang kita lakukan sekarang dan itu adalah teknologi. Kita dapat mencapai jutaan orang di seluruh dunia, kita dapat menjangkau mereka yang memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu tentang hal itu," katanya.

Unggahan dia juga tersebar di Twitter yang telah menyedot lima juta penonton. Aziz mengaku tinggal di New Jersey sebagai warga Afro-Amerika.

Akun Aziz dengan deskripsi profilnya bertuliskan "Hanya seorang Muslim yang menginginkan pengaruh", sempat diblokir oleh TikTok. Namun, TikTok membantah. "TikTok tidak memoderisasi konten karena sensitivitas politik," kata juru bicara TikTok seperti dikutip Guardian. Dia mengatakan, melarang salah satu video Aziz karena melanggar aturan tentang materi terkait terorisme.

PBB mengatakan setidaknya 1 juta warga Uighur dan Muslim lainnya ditahan di pusat-pusat penahananndi Xinjiang. Namun, China menggambarkan kamp itu sebagai pusat pelatihan kejuruan yang bertujuan menghentikan serangan yang terkait dengan separatisme Muslim Uighur. Lebih dari 20 negara telah meminta China untuk menghentikan penahanan massal dan pengawasan etnis Uighur di provinsi Xinjiang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement