Sabtu 30 Nov 2019 14:33 WIB

Ancaman Topan di Filipina Jadi Kendala SEA Games

Ada kemungkinan ancaman topan menjadi kategori berbahaya bagi SEA Games.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah warga saat melihat kaldron Sea Games 2019 di depan Stadion Atletik, New Clark City, Filipina, Jumat (29/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga saat melihat kaldron Sea Games 2019 di depan Stadion Atletik, New Clark City, Filipina, Jumat (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Topan yang diprediksi melanda wilayah Filipina menjadi kendala untuk penyelenggaraan ajang olahraga SEA Games di negara itu. Angin dikatakan dapat menjangkau wilayah negara itu dengan kekuatan 140 kilometer dan 170 kilometer per jam pada Jumat (29/11) malam. 

Namun, perkiraan angin dapat terus menguat telah disampikan oleh badan prakiraan cuaca Filipina. Ada kemungkinan topan bisa menjadi kategori yang berbahaya dan sejumlah antisipasi, termasuk menunda penyelenggaran SEA Games telah dikemukakan sebagai rencana darurat. 

Baca Juga

"Rencana darurat melibatkan penundaan kompetisi, pembatalan kompetisi. Kompetisi dalam ruangan dapat berlangsung dalam cuaca buruk jika listrik tidak terputus tetapi masuknya penonton dapat dibatasi,” ujar Ramon Suzara, direktur eksekutif panitia penyelenggara SEA Games Filipina, dilansir Bangkok Post, Sabtu (30/11).

Sejumlah masalah terkait pagelaran acara ini juga sudah terjadi dan menjadi sorotan, salah satunya adalah mengenai pelanggaran logistik. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan akan menyelidiki kasus yang dianggap sangat memalukan tersebut. 

Saat ini, persiapan menyambut ribuan atlet yang akan mengikuti kompetisi pesta olahraga terbesar Asia Tenggara (ASEAN) ini sedang dilakukan. Sesuai jadwal, upacara pembukaan yang meriah dengan kembang api digital pada Sabtu (30/11) malam akan dilakukan di arena olahraga indoor di Bocaue, daerah di wilayah utara Ibu Kota Manila. 

Lebih dari 8.000 atlet dan pejabat negara-negara ASEAN akan mengikuti ajang SEA Games pada tahun ini. Dalam SEA Games kali ini, 56 olahraga akan ditampilkan dalam 529 acara, jumlah terbesar dalam kompetisi 11 negara sejauh ini, yang akan diadakan di lebih dari 40 lokasi termasuk Manila. Sekitar 27 ribu polisi juga telah dikerahkan untuk mengamankan penyelenggaraan acara yang berlangsung selama 11 hari. 

Namun, selain ancaman topan dan masalah logistik, penyelenggaraan SEA Games di Filipina juga menjadi sorotan internasional dengan keluhan yang dipublikasikan secara luas oleh para atlet yang datang ke negara itu lebih awal untuk melakukan latihan dan pertandingan pendahuluan. Selama berjam-jam, banyak atlet yang harus terjebak di bandara untuk menunggu angkutan transportasi, hingga masalah akomodasi, serta fasilitas lainnya untuk para peserta yang nampaknya belum selesai dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah negara itu. 

Dalam laporan dari seorang fotografer Associated Press yang meliput pertandingan, kompetisi sepak bola awal antara tim putra Malaysia dan Myanmar di Stadion Rizal di Manila berlangsung, meski papan skor tidak berfungsi. Kemudian, tim sepak bola Thailand yang terdesak waktu untuk berlatih tidak dapat melakukannya karena terjebak macet menuju stadion dan sebagai gantinya, melakukan latihan di tempat lain di malam hari.

Duterte telah meminta maaf atas insiden yang terjadi dalam penyelenggaraan SEA Games di Filipina. Mantan kepala kepolisian negara itu, Sen Panfilo Lacson juga sempat mempertanyakan transfer sejumlah besar dana pemerintah ke komite penyelenggara yang merupakan sebuah yayasan swasta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement