Rabu 04 Dec 2019 04:45 WIB

Soal Denuklirisasi Korut, Trump Percaya Kim Jong-un

Korut mengkritik cara AS menjalin perundingan denuklirisasi dengannya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Soal Denuklirisasi Korut, Trump Percaya Kim Jong-un.
Foto: EPA
Soal Denuklirisasi Korut, Trump Percaya Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih menaruh kepercayaan terhadap pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Saat ini perundingan denuklirisasi antara kedua negara sedang terhenti. Kendati masih mempercayai Kim, Trump tak menampik pemimpin Korut itu gemar melakukan uji coba rudal.

"Itulah mengapa saya memanggilnya (Kim) Manusia Roket," kata dia kepada awak media saat menghadiri pertemuan para pemimpin NATO di London, Inggris, Selasa (3/12).

Baca Juga

Dia berharap Kim akan melakukan denuklirisasi. "Kita akan lihat nanti," ujar Trump.

Pada kesempatan itu, Trump pun sempat ditanya apakah menempatkan pasukan AS di Semenanjung Korea menjadi kepentingan nasional negaranya. Trump mengatakan, hal tersebut dapat diperdebatkan. Menurut Trump, dia dapat membuat argumen dua arah terkait hal itu.

"Tapi saya pikir ini, saya pikir jika kita akan melakukannya, mereka harus berbagi beban lebih adil," ucapnya.

Korut mengkritik cara AS menjalin perundingan denuklirisasi dengannya. Pyongyang menilai Washington tak sungguh-sungguh dan hanya memanfaatkan proses itu demi kepentingan pemilu tahun depan.

"Dialog yang digembar-gemborkan AS, pada dasarnya, hanyalah trik bodoh yang ditetaskan untuk membuat Korut terikat dialog dan menggunakannya demi situasi politik dan pemilu di AS," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Korut Ri Thae Song, Selasa (3/12).

Kim Jong-un telah menetapkan batas waktu hingga akhir tahun bagi AS untuk menunjukkan fleksibilitas dalam posisinya bernegosiasi. "Yang harus dilakukan sekarang adalah opsi AS dan sepenuhnya terserah AS, hadiah Natal apa yang akan dipilih untuk didapatkan," ujar Ri.

Pada Oktober lalu, AS dan Korut telah melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea di Swedia. Korut mengklaim negosiasi tersebut kembali berujung kegagalan. Utusan nuklir Korut Kim Myong Gil mengatakan negosiasi tersebut belum memenuhi harapan dan akhirnya terhenti kembali.

“AS meningkatkan harapan dengan menawarkan saran seperti pendekatan yang fleksibel, metode baru dan solusi kreatif, tapi mereka sangat mengecewakan kami,” kata dia kepada awak media di luar Kedutaan Besar Korut di Swedia.

Menurutnya, AS masih mempertahankan pendekatan lama dalam perundingan. “AS tidak akan melepaskan sudut pandang dan sikap lama mereka,” ujar Kim Myong Gil.

Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi.

Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement