Rabu 04 Dec 2019 21:32 WIB

Iran Siap Jalin Hubungan dengan Arab Saudi

Presiden Iran mengatakan negaranya tak keberatan perbaiki hubungan dengan Arab Saudi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Presiden Iran Hassan Rouhani. Ia mengatakan negaranya tak keberatan perbaiki hubungan dengan Arab Saudi
Foto: AP
Presiden Iran Hassan Rouhani. Ia mengatakan negaranya tak keberatan perbaiki hubungan dengan Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negaranya tak keberatan untuk memperbaiki dan melanjutkan hubungan dengan Arab Saudi. Apalagi jika hal itu dilakukan dalam rangka menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan.

"Dari sudut pandang Iran, tidak ada masalah dalam mengembangkan hubungan dengan tetangga dan melanjutkan hubungan dengan Arab Saudi. Semua negara harus tetap bersama untuk menciptakan perdamaian serta stabilitas di kawasan tersebut," kata Rouhani saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi di Teheran, Selasa (3/12), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Menurut Rouhani, Yaman adalah satu yang perlu menjadi perhatian. "Kita semua harus membantu mengakhiri perang dan konflik di Yaman lebih cepat," ujarnya. Saudi diketahui merupakan aktor utama yang melancarkan agresi ke Yaman dalam rangka menumpas kelompok Houthi yang disebut memperoleh dukungan dari Iran.

Alawi mengunjungi Teheran untuk berpidato dalam acara Iran's Hormuz Peace Endeavor. Itu adalah sebuah inisiatif Iran untuk membawa dan memulihkan stabilitas di Selat Hormuz.

Alawi mengapresiasi inisiatif tersebut. Menurutnya hal itu adalah untuk kepentingan keamanan dan stabilitas negara-negara di kawasan. Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan teks lengkap proposal inisiatif perdamaian di Selat Hormuz yang dicetuskan Rouhani akan dikirim kepada para pemimpin Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan Irak.

Ketegangan di Selat Hormuz mulai tumbuh ketika empat kapal tanker diserang di dekat pelabuhan Fujairah pada 12 Mei lalu. Dua kapal di antaranya teridentifikasi bernama Amjad dan Al Marzoqah asal Arab Saudi. Dua kapal lainnya adalah Andrea Victory milik perusahaan Norwegia Thome Ship Management dan A.Michel yang berbendera Uni Emirat Arab (UEA).

Pada Juni lalu, kapal tanker Jepang dan Norwegia kembali menjadi target penyerangan di Teluk Oman. Kapal tersebut diketahui bernama Kokuka Courageous dan Front Altair.

Kapal Kokuka Courageous sempat terbakar akibat ledakan. Namun seluruh awaknya selamat dan tak mengalami luka serius. Amerika Serikat, termasuk pejabat-pejabat Saudi, menuding Iran terlibat dalam serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tersebut. Namun Teheran telah dengan tegas membantah tuduhan itu.

Iran pun menantang negara-negara yang menudingnya untuk membeberkan bukti keterlibatannya dalam serangan terhadap kapal tanker di Selat Hormuz. Hingga kini belum diketahui pasti siapa pihak atau aktor yang bertanggung jawab dalam peristiwa penyerangan tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement