Kamis 05 Dec 2019 09:07 WIB

Korut: Perundingan Denuklirisasi Trik demi Pemilu AS

Perundingan denuklirisasi Korut dan AS saat ini terhenti.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Korut: Perundingan Denuklirisasi Trik demi Pemilu AS. Foto ilustrasi Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un membuat kesepakatan pelucutan senjata nuklir.
Foto: AP
Korut: Perundingan Denuklirisasi Trik demi Pemilu AS. Foto ilustrasi Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un membuat kesepakatan pelucutan senjata nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemerintah Korea Utara (Korut) mengkritik cara Amerika Serikat (AS) menjalin perundingan denuklirisasi dengannya. Ia menilai Washington tak sungguh-sungguh dan hanya memanfaatkan proses itu demi kepentingan pemilu tahun depan.

"Dialog yang digembar-gemborkan AS, pada dasarnya, hanyalah trik bodoh yang ditetaskan untuk membuat Korut terikat dialog dan menggunakannya demi situasi politik dan pemilu di AS," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Korut Ri Thae Song, Selasa (3/12).

Baca Juga

Saat ini dialog antara kedua negara tengah terhenti. Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah menetapkan batas waktu hingga akhir tahun bagi AS untuk menunjukkan fleksibilitas dalam posisinya bernegosiasi.

"Yang harus dilakukan sekarang adalah opsi AS dan sepenuhnya terserah AS, hadiah Natal apa yang akan dipilih untuk didapatkan," ujar Ri Thae Song.

Pada Oktober lalu, AS dan Korut telah melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea di Swedia. Korut mengklaim negosiasi tersebut kembali berujung kegagalan. Utusan nuklir Korut Kim Myong Gil mengatakan bahwa negosiasi tersebut belum memenuhi harapan dan akhirnya terhenti kembali.

“AS meningkatkan harapan dengan menawarkan saran seperti pendekatan yang fleksibel, metode baru dan solusi kreatif, tapi mereka sangat mengecewakan kami,” kata dia kepada awak media di luar Kedutaan Besar Korut di Swedia.

Menurutnya, AS masih mempertahankan pendekatan lama dalam perundingan. “AS tidak akan melepaskan sudut pandang dan sikap lama mereka,” ujar Kim Myong Gil.

Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi.

Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement