Ahad 08 Dec 2019 00:33 WIB

AS dan Korsel Ingin Pertahankan Diplomasi dengan Korut

Korut mendesak AS untuk mematuhi tenggat pembicaraan denuklirisasi.

Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama Presiden Korsel Moon Jae-in saat upacara penyambutan di Istana biru di Seoul, Selasa (7/11).
Foto: Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama Presiden Korsel Moon Jae-in saat upacara penyambutan di Istana biru di Seoul, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengadakan pembicaraan telepon setengah jam tentang cara-cara untuk mempertahankan diplomasi dengan Korea Utara. Pembicaraa itu terjadi di saat Pyongyang memperingatkan berkurangnya kesabaran dengan pembicaraan nuklir terhenti.

Kedua pemimpin sepakat bahwa situasinya telah menjadi "parah" dan bahwa "momentum dialog harus dijaga untuk mencapai hasil segera dari perundingan denuklirisasi," kata presiden Korea Selatan Blue House dalam sebuah pernyataan. Mereka juga setuju untuk berkonsultasi secara teratur sesuai kebutuhan.

Baca Juga

Ketegangan meningkat menjelang batas waktu akhir tahun yang ditetapkan oleh Korea Utara. Korut meminta Amerika Serikat untuk mengubah kebijakannya menuntut denuklirisasi sepihak atau pemimpin Kim Jong-un dapat memilih "jalan baru" yang tidak ditentukan.

Dalam serangkaian pernyataan pada beberapa pekan terakhir, para pejabat senior Korea Utara telah memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak mengabaikan tenggat waktu. Mereka menyebut tawaran Washington untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan sebagai taktik mengulur menjelang pemilihan di AS tahun depan.

Sekutu lama, Amerika Serikat dan Korea Selatan juga dalam negosiasi mengenai berapa banyak akan membayar untuk mendanai sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan. Trump telah menuntut agar Seoul membayar sebanyak 4 miliar dolar lebih per tahun, menurut pejabat Korea Selatan, dan perundingan putaran keempat berakhir di Washington pada hari Rabu tanpa kesepakatan.

Gedung Biru mengatakan perselisihan pembagian biaya tidak dibahas selama percakapan telepon Moon dengan Trump pada Sabtu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement