Kamis 28 Nov 2019 14:28 WIB

VW Bantah Tuduhan Eksploitasi Buruh Mobil Uighur di Xinjiang

Di Cina VW bermitra dengan perusahaan lokal SAIC.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/S. Scheuer
picture-alliance/dpa/S. Scheuer

Raksasa mobil Jerman Volkswagen (VW) berada di bawah tekanan setelah pembocoran dokumen-dokumen resmi Cina yang menunjukkan adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uighur di wilayah tersebut. VW mengoperasikan fasilitas produksi di Urumqi dan menyatakan tetap akan mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut.

"Semua 650 pekerja di Urumqi memiliki kontrak kerja dengan SAIC Volkswagen", kata VW dalam pernyataannya. Keputusan untuk membuka fasilitas produksi di Urumqi "murni didasarkan pada pertimbangan ekonomi", kata VW dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa (26/11).

Baca Juga

VW juga mengatakan bahwa mereka "sangat sadar tentang situasi di kawasan" dan mengamati dengan cermat perkembangan di wilayah itu. Di Cina VW bermitra dengan perusahaan lokal SAIC.

Pembocoran dokumen-dokumen tentang "penanganan" dan penahanan warga etnis Uighur yang mayoritasnya Muslim telah memicu kritik internasional terhadap Cina. Dokumen-dokumen yang disebut sebagai "China cables" itu dibocorkan ke beberapa media barat dan dipublikasi hari Minggu (23/11) oleh media di AS dan Eropa.

"Kami tidak menganggap karyawan kami adalah pekerja paksa", tandas VW.

Jerman dan AS desak Cina hormati HAM

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas hari Selasa (26/11) meminta Cina untuk menghormati dan menegakkan hak asasi manusia. "Cina harus memenuhi kewajiban internasionalnya atas hak asasi manusia," kata Maas di Berlin.

Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam "pelanggaran besar-besaran HAM" di Cina dan mengatakan: "Partai Komunis Cina telah melakukan pelanggaran HAM dan pelanggaran terhadap individu dalam penahanan massal."

Pompeo mengatakan, dokumen-dokumen yang dibocorkan dari Cina itu, "menunjukkan bahwa itu bukan kebetulan, bahwa itu disengaja dan berkelanjutan." Dia meminta Cina untuk segera membebaskan semua individu yang ditahan secara sewenang-wenang di wilayah tersebut.

Hubungan meragukan dengan aparat lokal

VW, yang sudah aktif di Cina selama 35 tahun, mengkonfirmasi pengoperasian unit produksi di Xinjiang setelah sebuah laporan yang diturunkan harian Süddeutsche Zeitung (SZ) mengklaim bahwa pabriknya di Urumqi dibuka setelah VW membuat kontrak menguntungkan dengan pemerintah Cina dan mengeksploitasiabaikan pekerja etnis Uighur. VW membantah tuduhan itu.

"Kami menganggap Cina akan menikmati pertumbuhan ekonomi lebih lanjut selama beberapa tahun mendatang, dan kami akan terus melanjutkan mengandalkan pabrik kami di Urumqi dan memperluas kehadiran kami di wilayah tersebut," tulis VW dalam pernyataannya.

SZ juga mengklaim SAIC Volkswagen mempertahankan hubungan dekat dengan kelompok lokal People's Armed Police, "sebuah unit paramiliter yang dianggap sebagai salah satu kekuatan pendorong di belakang kamp-kamp tahanan."

hp/vlz (dpa, afp, SZ)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement