Senin 25 Nov 2019 23:30 WIB

Jejak Piramida Meroe, Eksotika Sejarah di Benua Hitam

Piramida Meroe menyimpan jejak sejarah tua.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Piramida Meroe di Sudan
Foto: Arabnews
Piramida Meroe di Sudan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Selama ini piramida selalu diidentikkan dengan Mesir. Padahal, di negara tentangganya, Sudan juga banyak yang memiliki piramida yang tak kalah indah. Bahkan, Sudan memiliki lebih banyak piramida daripada Mesir, walaupun ukurannya lebih kecil.  

Menurut penelitian arkeolog, di Sudan terdapat 200 piramida, sedangkan di Mesir berjumlah 138 buah. Namun, Piramida di Sudan hanya mampu menarik sekitar 700 ribu wisatawan pada 2018 lalu. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan wisatawan yang datang ke Piramida Mesir, yakni sekitar 10 juta.   

Baca Juga

Negara yang terletak di timur laut Afrika ini termasuk salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam. Sudan dikenal sebagai negeri yang memiliki kekayaan sejarah. 

Namun, saat seorang Arsitek Portugis, Tania Monteiro dan suaminya mengunjungi Piramida di Sudan sangat jarang menemukan wisatawan.  

Keindahan dan nilai sejarahnya yang tinggi membuat Meroe disahkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Namun, potensi wisata ini belum banyak dilirik karena situasi politik di Sudan.

Konflik dan krisis di bawah penguasa veteran Omar al-Bashir telah membuat Sudan sangat sulit untuk didatangi pengunjunh. Selain itu, aturan visa juga menyulitkan wisatawan mancannegara untuk menikmati kecantikan Piramida di Sudan.   

Setelah berkuasa selama 30 tahun, Bashir akhirnya dilengserkan dari kekuasaannya pada April lalu, dan pemerintah yang baru melonggarkan aturan visa untuk menarik lebih banyak wisatawan ke tempat wisata seperti Piramida Meroe, yang berada di sebelah utara Khartoum, ibu kota Sudan.  

Dalam sejarahnya, piramida Meroe merupakan sebuah kediaman penguasa kerajaan Kush, salah satu peradaban paling awal di wilayah Nil. Situs sejarah yang nyaris terkupakan ini ditemukan terkubur dalam pasir pada 1834 oleh penjelajah Italia Giuseppe Ferlini.    

Diperkirakan Piramida Meroe tersebut dulunya merupakan pusat kerajaan Kush yang berkuasa di Pulau Meroe, dan punya kemiripan dengan piramida kuno lainnya di Mesir. Karena, piramida ini juga memiliki pintu masuk yang menghadap ke arah matahari terbit.   

Seperti orang Mesir, dinasti Nubian Kush yang memerintah di daerah itu sekitar 2.500 tahun yang lalu mengubur anggota keluarga kerajaan di makam piramida. Di dekat piramida Meroe juga terdapat kuil dengan gambar binatang purba dan kota Naga kuno. 

Menurut para arkeolog, pembangunan Piramida Meroe dibangun oleh peradaban yang tinggi. Hal itu dibuktikan dengan tingkat kemiringan di piramidanya yang sangat sempurna. Piramida tersebut diperkirakan dibuat dengan bebatuan pasir dan kemiringannya lebih curam daripada piramida Mesir.  

Wakil Menteri Informasi, Budaya dan Pariwisata Sudan, Graham Abdel-Qadir, mengatakan pemerintah saat ini sudah mulai melonggarkan sistem visa, termasuk mengizinkan wisatawan untuk melakukan perjalanan ke luar Khartoum. 

"Sudah ada kenaikan wisatawan pada Oktober dan November berkat sistem baru," katanya dilansir dari Alarabiya, Jumat (22/11).  

Menurut dia, tahun ini jumlah wisatawan ke Sudan memang jatuh karena adanya kerusuhan. Namun, tahun depan jumlah wisatawan akan meningkat hingga 900 ribu lebih wisatawan dan mungkin akan mencapai 1,2 juta pada 2021.   

Meroe adalah kota kuno yang terletak di tepi timur Sungai Nil di dekat kota Shendi, Sudan. Di kota ini sekarang sudah dibangun pusat informasi untuk menjelaskan sejarah Sudan dan piramida kepada wisatawan.  

Pengunjung untuk pertama kalinya juga sudah bisa memasuki piramida dan bisa masuk ke makam yang berada di bawahnya. Bahkan, beberapa piramida di Sudan akan dipulihkan setelah puluhan tahun diabaikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement