Senin 09 Dec 2019 09:13 WIB

43 Orang Tewas dalam Kebakaran Pabrik Tas Plastik di India

Petugas harus memadamkan api dari jarak 100 meter karena lokasi sulit diakses.

Warga dan petugas berkumpul di luar pasar yang terbakar di New Delhi, India, Ahad (8/12). Sekitar 43 orang meninggal dunia akibat kebakaran tersebut.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Warga dan petugas berkumpul di luar pasar yang terbakar di New Delhi, India, Ahad (8/12). Sekitar 43 orang meninggal dunia akibat kebakaran tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kebakaran terjadi di pabrik tas plastik di New Delhi, India, Ahad (8/12). Peristiwa ini merenggut sekurangnya 43 nyawa pegawai pabrik yang sedang tidur di dalamnya.

“Kebakaran ini tampaknya diakibatkan oleh hubungan arus pendek," kata asisten kepala kepolisian New Delhi Anil Kumar Mittal.

Baca Juga

Menurut Mittal, polisi sedang menginvestigasi apakah pabrik tas tersebut beroperasi secara sah. Polisi juga sudah menahan pemilik bagunan, Rihan. Sedangkan, sumber lain menyebutkan, sang pemilik justru melarikan diri.

"Api itu besar dan kami menekan lebih dari 50 mobil pemadam kebakaran. Sebagian besar meninggal karena asap. Sebanyak 63 orang dikeluarkan dari dalam gedung, hidup atau mati," ujar pejabat di Delhi Fire Service Atul Garg dikutip dari Hindustan Times.

Grag menjelaskan, korban yang meninggal diakibatkan hangus terbakar dan lemas karena menghirup asap. Saat ini, petugas kepolisian masih melakukan identifikasi terhadap korban yang meninggal dunia.

Pabrik empat lantai ini beroperasi di daerah perumahan yang padat. Bangunan pabrik itu pun dinyatakan sudah tua dan tidak layak pakai. Lokasinya berada di gang yang sulit diakses kendaraan dan dengan kabel listrik yang semrawut. Pemadam kebakaran harus melawan api dari jarak 100 meter.

Petugas pemadam kebakaran yang menolong korban pun kesulitan. Tim penyelamat harus membawa korban di pundak satu per satu dengan petugas pemadam kebakaran memotong kisi-kisi jendela untuk mengakses ke dalam gedung. Para korban luka dari kebakaran dilarikan ke empat rumah sakit (RS) terdekat, seperti RS Lok Nayak dan RS Lady Hardinge.

Sehari-hari, pabrik tersebut membuat tas tangan dan banyak bahan mentah disimpan di dalam gedung. Kondisi tersebut diduga menyebabkan api menyebar dengan cepat.

Lantai dasar menjadi tempat unit produksi mainan plastik, lantai pertama memiliki unit produksi kardus. Lantai kedua adalah bengkel garmen, sedangkan lantai tiga menjadi tempat pabrik pembuatan jaket dan memiliki unit pencetakan.

Seorang warga, Mohammed Naushad, mengaku terbangun sekitar pukul 04.30 karena teriakan orang-orang yang meratap. Saat keluar rumah, ia melihat, asap dan api berkobar di sebuah bangunan dekat Sadar Bazaar, pasar terbesar di New Delhi tempat menjual aneka keperluan rumah tangga.

Di lantai pertama, ia melihat sekitar 20 orang tergeletak di lantai."Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal, namun mereka tidak bergerak lagi," kata Naushad yang mengeluarkan sekurangnya 10 orang dari dalam bangunan terbakar dengan cara memanggul mereka satu per satu.

Maisuma Bibi termasuk pekerja yang selamat dari kebakaran. Ia mengaku, sedang tidur di sebuah ruangan di lantai pertama bersama sekitar 18 wanita dan anak-anak. Ia terbangun dan melihat sebuah kantung berisi barang plastik terbakar. Untunglah, ia diselamatkan adik iparnya dari tempat itu.

"Aku melihat orang-orang terjebak. Kami meminta mereka untuk datang ke atap agar kami bisa menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak bisa datang," kata Ronak Khan yang tinggal di sebelah.

Dikutip dari BBC, Khan menceritakan, dia terbangun dari tidurnya karena teriakan minta tolong dan tangisan yang terdengar dari bangunan sebelah. Dia berusaha menolong, tapi kobaran api telah menyelimuti gedung tersebut.

Ganti rugi

Perdana Menteri India Narendra Modi pun ikut angkat bicara seputar kebakaran di Jalan Rani Jhansi itu. Dia menggambarkan kebakaran tersebut mengerikan. "Perhatian saya bersama mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai. Semoga, yang terluka cepat pulih. Otoritas memberikan semua bantuan yang mungkin di lokasi tragedi," cicitnya di Twitter.

"Ganti rugi masing-masing Rs 10 lakh untuk diberikan kepada keluarga yang meninggal dan Rs 1 lakh masing-masing untuk mereka yang terluka," kata Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal setelah mengunjungi lokasi kecelakaan. Kejriwal menjelaskan, pemerintah pun akan menanggung biaya perawatan medis bagi yang terluka.

Menteri Persediaan Makanan dan Sipil Imran Hussain mengatakan, penyelidikan akan dilakukan. Tindakan akan diambil terhadap siapa pun yang bertanggung jawab atas kebakaran itu. Laporan lebih terperinci pun diharapkan dapat diberikan dalam waktu tujuh hari.

"Kasus ini telah diserahkan ke divisi kejahatan," kata Wakil Komisaris Polisi (Utara) Monika Bhardwaj. Peristiwa ini adalah kecelakaan kebakaran terburuk di Delhi sejak kobaran api di teater Uphaar selama pemutaran film Bollywood Border pada Juni 1997. Peristiwa ini menewaskan 59 orang dan melukai lebih dari 100 orang. n Dwina Agustinreuters/ap ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement