Kamis 05 Dec 2019 00:05 WIB

Bendera Wajib Dipasang untuk Keluarga tak Vaksin di Samoa

Pemerintah Samoa sedang berupaya menekan epidemik campak.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemerintah Samoa sedang berupaya menekan epidemik campak dengan vaksinasi. Foto: Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak.
Foto: EPA
Pemerintah Samoa sedang berupaya menekan epidemik campak dengan vaksinasi. Foto: Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak.

REPUBLIKA.CO.ID, APIA -- Pemerintah Samoa meminta keluarga yang tidak melakukan vaksin untuk memasang bendera merah di luar rumah, Rabu (4/12). Upaya ini dilakukan dalam upaya imunisasi massal untuk menekan epidemik campak.

"Publik dengan ini disarankan untuk mengikat kain merah atau bendera merah di depan rumah mereka dan di dekat jalan untuk menunjukkan bahwa anggota keluarga belum divaksinasi," kata penasihat publik.

Baca Juga

Kondisi epidemik campak di negara Pasifik ini telah mengkhawatirkan. Menurut data pemerintah, sebanyak 60 orang yang mayoritas anak-anak telah meninggal dunia, jumlah itu meningkat dari lima hari sebelumnya.

Dengan penduduk 200 ribu jiwa, Samoa memutuskan untuk menutup layanan pemerintah pada Kamis dan Jumat. Kondisi ini untuk mengerahkan pegawai negeri membantu kampanye vaksinasi. Selama dua hari, tim akan melakukan pemberian vaksin dari pintu ke pintu dalam upaya memutus masalah campak.

Imunisasi menjadi wajib di bawah keadaan darurat yang diberlakukan bulan lalu. Pejabat pemerintahan meminta keluarga yang tidak divaksinasi untuk mengidentifikasi diri dengan tanda merah di depan rumah.

"Tanda merah memudahkan tim mengidentifikasi rumah tangga untuk vaksinasi," ujar penasihat publik, dikutip dari Aljazirah.

Tingkat infeksi terus meningkat pada pekan ini, dengan 171 kasus baru dalam 24 jam. Total nasional pengidap campak menjadi 4.052 orang hingga Rabu.

Perdana Menteri Samoa Tuilaepa Sailele Malielegaoi mengatakan vaksinasi adalah satu-satunya jawaban untuk epidemi pada pekan ini. Dia memperluas program vaksinasi dalam beberapa pekan terakhir untuk seluruh masyarakat. Samoa pun telah menerima bantuan dari sejumlah negara termasuk Australia, Selandia Baru, Cina, Jepang, dan Amerika Serikat.

Dengan terjadi epidemik campak di Samoa menjadi peringatan kemunduran dalam upaya global memerangi masalah itu. Petugas Medis Pasifik Barat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jose Hagan mengatakan, peringatan suram menuju bahaya timbul dari penyakit itu.

"Sayangnya tingkat fatalitas campak jauh lebih tinggi daripada yang disadari orang," kata Hagan.

Hagan mengatakan, peningkatan akses ke vaksin campak diperkirakan telah menyelamatkan 21 juta jiwa selama 20 tahun terakhir. Namun, angka vaksin mulai mengalami kemunduran dan membuat wabah di seluruh dunia.

Kasus-kasus meroket di Eropa, menyebabkan Inggris, Yunani, Republik Ceko, dan Albania. Semua negara yang awalnya dinyatakan bebas campak, kehilangan status status tersebut pada bulan Agustus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement