Selasa 03 Dec 2019 20:34 WIB

Greta Thunberg Kembali Hadir di Konferensi Iklim PBB

Greta Thunberg dijadwalkan hadir dalam konferensi perubahan iklim PBB di Spanyol.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nora Azizah
Greta Thunberg
Foto: The Virginian Pilot via AP
Greta Thunberg

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Aktivis lingkungan Greta Thunberg sampai di pelabuhan Lisbon dengan catamara. Aktivis berusia 16 tahun itu tiba di Portugal setelah mengarungi Samudra Atlantik selam tiga pekan dari Amerika Serikat (AS).

Thungberg mendarat di dinding dermaga pelabuhan Lisbon sebelum berangkat ke Spanyol. Di sana ia akan menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB yang digelar di Madrid.

Baca Juga

Remaja asal Swedia itu akan bertemu dengan aktivis dan pejabat Portugal. Ia menumpang perahu layar sepanjang 15 meter yang menggunakan energi terbarukan dari AS. Thunberg menumpang dengan keluarga asal Australia.

Ia ingin menggunakan kendaraan karbon rendah untuk menghadiri pertemuan perubahan iklim. Pertemuan tahun ini harusnya digelar di Cile tapi karena negara Amerika Latin itu mengalami gejolak politik maka dipindahkan ke Spanyol.

Menteri Lingkungan Cile Carolina Schmidt salut kepada Thunberg. Karena aktivitasnya yang mempromosikan upaya menghentikan ancaman perubahan iklim.

"Dia telah menjadi pemimpin yang telah berhasil menggerakan dan membuka hati banyak anak muda dan orang-oran di seluruh dunia, kami membutuhkan upaya yang luar biasa untuk meningkatkan aksi perubahan iklim," kata Schmidt, Selasa (3/12).

Perahu yang ditumpangi Thunberg bernama La Vagabonde. Kapal itu hanya atau sama sekali tidak meninggalkan jejak karbon ketika berlayar. La Vagabone menggunakan panel surya dan generator hidro untuk listriknya.

Perwakilann Thunberg mengatakan mereka belum bisa mengonfirmasi kapan dia akan pergi ke Spanyol. Thunberg masih harus melakukan perjalanan sejauh 600 kilometer dari Lisbon.

Sementara itu badan iklim PBB mengatakan dekade ini telah mencapai rekor terpanas dalam 10 tahun. Menambah bukti saat ini bumi semakin panas.

World Meteorological Organization (WMO) mengatakan data suhu awal menunjukan dari tahun 2015 sampai 2019 dan dari 2010 sampai 2019 'masing-masing telah menjadi lima tahun dan dekade terhangat yang pernah tercatat.

Laporan ini dirilis dalam pertemuan sela di pertemuan iklim di Madrid. WMO mengatakan tren suhu panas ini sudah terjadi sejak '1980-an, yang setiap dekade lebih hangat dibandingkan dekade sebelumnya.

Pengukuran suhu udara satu tahun penuh belum dapat tersedia sampai beberapa bulan mendatang. WMO juga mengatakan pada tahun 2019 diperkirakan akan menjadi tahun terpanas ketiga atau kedua yang pernah tercatat dalam sejarah.

Laporan tahunan WMO ini berdasarkan kumpulan data berbagai badan meteorologi dan iklim dari seluruh dunia. Dalam laporan tahun ini WMO juga menyoroti dampak buruk perubahan iklim termasuk menurunnya permukaan es dan naiknya pemukaan air laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement