Ahad 08 Dec 2019 14:09 WIB

Selandia Baru Dilanda Cuaca Ekstrem Sepanjang Akhir Pekan

Selandia Baru dilanda tanah longsor, banjir, dan tornado.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Selandia Baru Dilanda Cuaca Ekstrem Sepanjang Akhir Pekan. Foto ilustrasi.
Foto: Mark Mitchell/New Zealand Herald/Pool via AP
Selandia Baru Dilanda Cuaca Ekstrem Sepanjang Akhir Pekan. Foto ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON --  Selandia Baru dilanda cuaca ekstrem sepanjang akhir pekan. Setelah terjadi tanah longsor dan banjir di Pulau Selatan, prakiraan cuaca memperingatkan Pulau Utara akan menghadapi tornado.

Layanan Meteorologi Selandia Baru (Met Service) mengatakan, wilayah tengah dan barat di Pulau Utara dapat terkena badai besar, Ahad (8/12). Dengan curah hujan 25 mm hingga 40 mm per jam, hujan es besar, dan kemungkinan tornado kecil akan terjadi.

Baca Juga

"Curah hujan dengan intensitas ini dapat menyebabkan banjir permukaan dan atau kenaikan air, terutama di daerah dataran rendah seperti sungai atau lembah sempit, dan mungkin juga menyebabkan terendam," ujar Met Service dikutip dari The Guardian.

Laporan organisasi riset NIWA menyatakan, lebih dari 300 ribu sambaran petir menghantam negara itu dan perairan sekitarnya pada Ahad. Pulau Selatan telah dilanda badai dan telah mendapatkan pengumuman keadaan darurat di timur dan puluhan ribu kehilangan akses ke jaringan telepon dan internet.

Sebanyak 1.000 orang terputus komunikasi dan transportasi di kota Franz Josef oleh tanah longsor. Wali Kota Westland Bruce Smith memperingatkan jalan-jalan lokal ke tempat wisata mungkin tidak dapat dilewati sampai Jumat. Pengiriman makanan dan air sedang diatur untuk warga yang terdampar.

Beberapa jalan raya utama ditutup karena tanah longsor dan banjir. Di Timaru keadaan darurat dinyatakan karena banjir setelah sungai Rangitata meluap. Turis dan pejalan kaki telah terperangkap di kota, memaksa beberapa untuk tidur di mobil mereka.

Pada Sabtu malam, sejumlah besar pelanggan dari penyedia telekomunikasi terbesar di negara itu, Spark, kehilangan akses telepon, internet, dan seluler.  "Karena banjir di Pulau Selatan memengaruhi jaringan kami," ujar penyataan jaringan tersebut.

Spark mengatakan teknisinya tidak dapat memperbaiki jaringan selama lebih dari 12 jam. Akibat penutupan jalan dari kondisi cuaca ekstrem perbaikan terhambat dan akan diusahakan sebagian jaringan diperbaiki Ahad. 

Di pantai barat, bagian utama dari jalan raya negara bagian ditutup karena tanah longsor dan banjir. Kondisi ini mempengaruhi wisatawan di Franz Josef dan Fox Glacier.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement