Kamis 12 Dec 2019 06:02 WIB

Apa Saja Impian Angela Merkel, Seandainya Tembok Berlin Tidak Runtuh?

Seandainya Jerman Timur masih eksis dan tidak ada reunifikasi 1989, mungkin hari ini Angela Merkel sedang berwisata di AS sambil mendengarkan Bruce Springsteen. Tapi dia tidak akan membeli mobil Amerika.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/dpaweb
picture-alliance/dpa/dpaweb

Seandainya Tembok Berlin tidak pernah runtuh 1989, Angela Merkel saat ini mungkin sedang bepergian dengan mobil di AS, kata Kanselir Jerman dalam wawancara dengan majalah berita Der Spiegel minggu lalu.

Ketika ditanya apa yang akan terjadi padanya jika Jerman tetap terpecah antara Jerman Barat dan Jerman Timur, Angela Merkel mengatakan kepada pewawancaranya: "Kita tidak akan bertemu, itu sudah pasti."

Ketika ditanya lagi tentang apa yang mungkin dia lakukan hari ini, Kanselir Jerman itu mengatakan, dia yakin bisa mewujudkan mimpinya: "Saya ingin melakukan perjalanan panjang pertama saya ke Amerika Serikat."

"Karena luasnya, keanekaragamannya, budayanya. Untuk melihat Rocky Mountains, berkeliling dan mendengarkan Bruce Springsteen - itu adalah impian saya," katanya, merujuk pada penyanyi terkenal AS itu dengan hits seperti "Born in the USA."

Baca juga: Berapa Biaya Penyatuan Kembali Jerman Barat dan Timur?

Memang senang menjelajah

Dalam wawancara itu, Merkel yang berusia 65 tahun menegaskan lagi bahwa dia memang sejak dulu ingin menjelajah Jerman. Dia memang lahir di Hamburg, tetapi tumbuh di Jerman Timur sebagai warga negara sosialis itu. Kalau pensiun dari pekerjaannya sebagai ahli fisika, dia akan mendapat izin untuk keluar dari Jerman Timur, hal yang tidak bisa dilakukan begitu saja oleh warga biasa.

"Di Jerman Timur, perempuan sudah bisa pensiun pada usia 60, jadi saya lima tahun lalu sudah bisa membuat paspor dan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Pensiunan punya kebebasan untuk bepergian - siapa pun yang tidak lagi diperlukan sebagai pekerja sosialis diizinkan untuk pergi," katanya kepada Der Spiegel.

Ditanya apakah dia punya keinginan membeli mobil buatan Amerika, Angela Merkel menjawab:. "Tidak – saya senang mobil yang lebih kecil. Tapi apa yang bisa lebih baik daripada Trabant?"

Trabant adalah mobil buatan Jerman Timur yang dulu menjadi produk unggulan negara itu. Namun setelah bubarnya Jerman Timur, pabrik Trabant harus ditutup karena tidak ada lagi yang mau membeli produknya.

Merkel memberikan wawancara kepada majalah berita terbesar Jerman Der Spiegel dalam rangka refleksi 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin tahun 1989.

Baca juga: Mengenang Hidup dari Jerman Timur sampai Jerman Bersatu

Ketidakpuasan tidak memberi 'hak untuk membenci'

Angela Merkel masuk panggung politik pada usia pertengahan 30-an, ketika sistem sosialisme Jerman Timur runtuh. Dia mengakui memang sekarang ada kekecewaan dan ketidakpuasan dengan pemerintah, terutama di Jerman bagian timur. Namun kekecewaan dan ketidakpuasan itu tidak memberi orang "hak untuk membenci".

"Saya tahu bahwa bagi banyak orang Jerman Timur, kehidupan dalam kebebasan tidak mudah setelah ada revolusi damai," katanya. "Tetapi bahkan jika Anda tidak senang dengan transportasi umum, perawatan medis, negara, atau kehidupan Anda sendiri, itu tidak memberikan hak untuk kebencian dan penghinaan."

Merkel tampaknya menanggapi munculnya partai populis kanan AfD yang makin kuat di Jerman timur, karena banyak orang kecwewa dengan politik yang dijalankan pemerintah Jerman beberapa tahun ini.

Kekecewaan terhadap kebijakan Angela Merkel sempat mencapai puncaknya dua tahun lalu, terutama didorong oleh kebijakan pemimpin Jerman itu membuka pintu bagi para pengungsi dan pencari suaka asal Afrika Utara dan dari Timur Tengah.

Kepada Der Spiegel Merkel mengatakan, sebagai Kanselir, dia memiliki tanggung jawab bagi semua warga Jerman. "Jadi anggapan bahwa saya terutama harus menjaga kepentingan warga di Jerman timur adalah salah, tetapi itu tentu saja menyebabkan kekecewaan."

Dia menekankan perlunya "dialog lebih dalam" antara Timur dan Barat di Jerman. Tujuan utama Angela Merkel selama kepemimpinannya adalah membuka ruang "kebebasan dan peluang". Dia juga telah mengumumkan akan mundur dari semua jabatan politik pada akhir masa legislasi ini. Selama beberapa tahun terakhir, arena politik Jerman ditandai dengan bangkitnya gerakan populis ultra kanan yang skeptis terhadap imigran dan sering mengusung slogan menolak "islamisasi Jerman".

hp/rap (rtr, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement