Ahad 08 Dec 2019 12:09 WIB

Greta Thunberg Panen Dukungan di Madrid

Upaya Greta Thunberg dalam mengampanyekan isu-isu pemanasan global panen dukungan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Christiyaningsih
Upaya Greta Thunberg dalam mengampanyekan isu-isu pemanasan global panen dukungan.
Foto: AP
Upaya Greta Thunberg dalam mengampanyekan isu-isu pemanasan global panen dukungan.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Upaya Greta Thunberg dalam mengampanyekan isu-isu terkait pemanasan global dan perubahan iklim mendapat dukungan dari aktivis di berbagai penjuru. Pada Jumat (6/12), aktivis dari segala usia dan negara turut menyuarakan tuntutan untuk tindakan konkret terhadap perubahan iklim. Tuntutan ini diserukan kepada para pemimpin dan negosiator pada KTT iklim PBB atau yang dikenal COP25 yang baru-baru ini digelar di Madrid, Spanyol.

Gadis berusia 16 tahun asal Swedia itu tiba di Madrid pada Jumat pagi untuk berpartisipasi dalam sebuah aksi pawai. Aksi pawai ini dipimpin oleh puluhan perwakilan masyarakat adat Amerika Latin. Ini sebagai tanda penghormatan setelah protes anti-pemerintah di Cile yang awalnya akan menjadi tuan rumah KTT tersebut. Namun, KTT iklim tiba-tiba dipindahkan ke Eropa untuk tahun ketiga berturut-turut.

Baca Juga

Dalam aksi unjuk rasa itu, Thunberg dari panggung mengatakan bahwa perubahan tidak akan datang dari orang-orang yang berkuasa. Menurutnya perubahan itu akan datang dari massa. Kerumunan massa yang ikut pawai lantas meneriakkan nama Greta.

Menurut pihak penyelenggara, pawai ini diikuti oleh sekitar 500 ribu orang. Namun, pihak berwenang di Madrid menetapkan angka 15 ribu tanpa penjelasan langsung atas perbedaan dalam hitungan tersebut.

Di hari pertama pawai, Thunberg langsung diikuti oleh segerombolan kamera dan wartawan serta anggota masyarakat yang ingin melihat dan merekamnya di ponsel mereka. Thunberg sudah mencuri perhatian sejak ia keluar dari kereta dari Lisbon, Portugal. Ada pula yang membawa dan membentangkan spanduk bertuliskan 'Hanya 8 tahun hingga 1,5 derajat Celcius Bagaimana anda berani?'

Namun, antusiasme mereka yang ikut pawai untuk melihat Thunberg lebih dekat rupanya membuat gadis ini diminta untuk menarik diri dari kerumunan pawai. Thunberg dituntun untuk segera menarik diri setelah dimulainya pawai. Polisi menyarankannya untuk pergi demi keselamatan.

Thunberg pun bergegas naik ke mobil listrik. Seorang juru bicara kepolisian Madrid yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa Thunberg disarankan untuk pergi setelah ia tampak kewalahan dalam riuhnya teriakan dan perhatian terhadapnya. Polisi juga dikatakan tidak pernah memerintahkan aktivis remaja ini untuk meninggalkan pawai dengan alasan keamanan.

Dalam konferensi pers di hari yang sama, Thunberg mengatakan bahwa seruan menuntut tindakan nyata terhadap perubahan iklim masih diabaikan oleh para pemimpin politik. Meskipun, mereka terus memuji gerakan pemuda lingkungan global yang ia bantu ciptakan.

Thunberg berharap KTT COP25 akan mengarah pada sesuatu yang konkret dan dapat meningkatkan kesadaran di antara orang-orang pada umumnya. Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa setelah lebih dari satu tahun aksi pemogokan pelajar pada dasarnya tidak ada yang terjadi.

"Krisis iklim masih diabaikan oleh mereka yang berkuasa," kata Thunberg seperti dilansir di AP News, Sabtu (7/12).

Dengan kehadiran Thunberg di Madrid, tuntutan untuk tindakan yang lebih besar dari organisasi non-pemerintah dan generasi baru dari aktivis berwawasan lingkungan diharapkan mendapatkan sorotan. Sebab, Thunberg telah mendapat apresiasi atas upayanya dalam memperjuangkan isu-isu terkait perubahan iklim.

Thunberg dikenal karena kiprahnya dalam mengkampanyekan isu-isu terkait pemanasan global dan perubahan iklim.  Thunberg pertama kali menjadi terkenal tahun lalu setelah ia mengadakan aksi mogok sekolah sebagai protes terhadap perubahan iklim yang terjadi.

Aksi protes yang dilakukannya di luar gedung parlemen Swedia setiap Jumat itu mendapatkan perhatian dunia dan menginspirasi siswa sekolah di seluruh dunia untuk ikut ambil bagian dalam aksi tersebut. Pada Desember 2018, lebih dari 20 ribu siswa telah melakukan aksi mogok sekolah di setidaknya 270 kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement