Senin 09 Dec 2019 12:43 WIB

Gubernur Florida: Penembakan di Pangkalan Militer Aksi Teror

Penyidik belum menetapkan motif penembakan di pangkalan militer AS di Florida.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Petugas paramedis mengevakuasi korban penembakan di Pangkalan Udara Angkatan Laut AS di Florida, Jumat.
Foto: AP
Petugas paramedis mengevakuasi korban penembakan di Pangkalan Udara Angkatan Laut AS di Florida, Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Gubernur Florida Ron DeSantis menilai penembakan yang terjadi di pangkalan militer Pensacola sebagai aksi terorisme. FBI mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Letnan Dua Angkatan Udara Arab Saudi Mohammed Saeed Alshamrani.

DeSantis mengatakan 'ya, ya' saat ditanya apakan ia menilai penembakan di ruang kelas yang menewaskan tiga orang dan melukai delapan orang lainnya sebagai terorisme. Hingga kini penyidik kasus penembakan belum menetapkan motif pelaku yang tewas ditembak petugas itu.

Baca Juga

"Ada rasa frustasi yang besar di negara bagian kami, Anda memiliki anggota militer asing datang ke pangkalan kami, mereka harusnya tidak melakukan itu bila mereka benci negara kami," kata DeSantis, Senin (9/12).

DeSantis mengatakan Alshamrani mengambil keuntungan dengan 'celah pemerintahan federal' untuk membeli senjata yang ia gunakan dalam aksinya. DeSantis juga mengonfirmasi pelaku tiba di Amerika Serikat pada 2017 lalu.

Alshamrani juga sempat pulang ke Arab Saudi dan baru-baru ini mengunjungi New York. Gubernur itu menolak memberikan detailnya.

"Dia memiliki kebencian yang mendalam terhadap Amerika Serikat, bagi kami untuk membawa orang-orang asing ini, Anda harus mengambil langkah pencegahan, membawa orang masuk dari Arab Saudi, kami harus berjaga-jaga terhadap hal itu," kata DeSantis.

Alshamrani satu dari 200 orang asing di pangkalan militer Pensacola. Ada ribuan orang asing di pangkalan militer di seluruh AS.

Mereka mengikuti program pelatihan yang menurut Menteri Pertahanan Mark Esper 'sangat penting untuk pertahanan nasional AS'. Di stasiun televisi Fox News, Esper mengatakan ia sudah meminta pejabat tinggi pertahanan memastikan semua langkah pencegahan untuk menjamin keamanan di fasilitas militer.

Ia juga sudah meminta Pentagon untuk meninjau prosedur pemeriksaan personel militer dari negara asing yang datang ke Amerika yang ikut pelatihan. Esper mengatakan para personel itu sudah diperiksa oleh Departemen Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan Dalam Negeri. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement