Kamis 28 Nov 2019 05:47 WIB

Bangladesh Hukum Mati 7 Teroris Tewaskan Warga Asing

Serangan teroris menewaskan 22 orang, termasuk 18 warga asing di Bangladesh

Red:
Bangladesh Hukum Mati 7 Teroris Tewaskan Warga Asing
Bangladesh Hukum Mati 7 Teroris Tewaskan Warga Asing

Tujuh teroris telah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Bangladesh atas serangan tahun 2016 di sebuah kafe yang populer di kalangan warga asing di Dhaka, sebuah insiden yang menewaskan 22 orang, termasuk 18 warga asing.

Poin utama:

• Sembilan warga Italia dan tujuh warga Jepang termasuk di antara warga asing yang diretas atau ditembak mati dalam serangan teroris 2016

• Orang kedelapan yang didakwa dibebaskan oleh hakim

• Tujuh orang yang dihukum terafiliasi dengan kelompok Jamaat-ul-Mujahidin Bangladesh, yang berupaya menegakkan aturan syariah di negara itu

 

Pengadilan khusus anti-terorisme menyampaikan putusan itu di Dhaka pada hari Rabu (27/11/2019). Hakim Mojibur Rahman mengatakan para penyerang ingin "menarik perhatian kelompok Negara Islam (ISIS)".

Mereka ingin "merusak keselamatan publik, menciptakan anarki dan" mendirikan negara Jihad [is], kata hakim. Ia juga menambahkan bahwa ketujuh orang itu "akan dieksekusi dengan digantung hingga mereka dinyatakan mati".

Hakim Rahman mengumumkan keputusan tersebut di depan ruang sidang yang penuh sesak dengan keamanan tingkat tinggi.

"Tuduhan terhadap mereka terbukti tanpa keraguan. Pengadilan memberi mereka hukuman tertinggi," kata jaksa penuntut umum, Golam Sarwar Khan, kepada wartawan setelah vonis.

Khan mengatakan tujuh pria yang dihukum itu terafiliasi dengan kelompok Jamaat-ul-Mujahidin Bangladesh, yang berupaya untuk menegakkan aturan syariah di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu.

Beberapa orang meneriakkan "Allahu Akbar [Allah Maha Besar]" dan "Hidup Islam sebelum mereka dibawa ke sebuah mobil polisi.

Orang kedelapan yang didakwa dibebaskan.

Serangan nahas pada bulan Juli 2016 itu mengungkap adanya sekelompok pemuda bersenjatakan senapan serbu dan parang yang mengepung kafe Holey Artisan Bakery di wilayah Gulshan, Dhaka.

 

Penyelidik polisi mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengacaukan negara berpenduduk 168 juta orang itu dan mengubahnya menjadi negara Islam.

Sembilan warga Italia dan tujuh warga Jepang termasuk di antara warga asing yang diretas atau ditembak mati. Dua polisi juga tewas.

Pasukan komando militer menyerbu kafe tersebut setelah kebuntuan selama 10 jam dan membebaskan lebih dari dua lusin sandera.

Serangan itu memicu ketegangan terhadap ekstrimisme Islam di Bangladesh.

Pemerintahan sekuler di negara tersebut kemudian meluncurkan penumpasan besar-besaran yang menyebabkan lebih dari 100 ekstrimis Islam terbunuh dan hampir 1.000 lainnya ditangkap.

Kelima militan tewas ketika militer menyerbu kafe.

Delapan militan lainnya – termasuk sang dalang, Tamim Ahmed Chowdhury, warga Kanada keturunan Bangladesh - terbunuh dalam penggerebekan di Dhaka dan pinggiran kota berbulan-bulan setelah serangan itu.

Mereka yang tewas juga termasuk komandan dari sebuah faksi baru Jamaat-ul-Mujahidin Bangladesh, yang oleh polisi dipersalahkan atas sebagian besar serangan ekstrimis di negara Asia Selatan tersebut sejak akhir 1990-an.

 

Krisis penyanderaan itu menandai eskalasi dari serentetan pembunuhan yang diklaim oleh ISIS dan Al-Qaeda terhadap aktivis HAM (hak asasi manusia), kelompok gay, warga asing dan minoritas agama.

Insiden itu dipandang sebagai pukulan besar bagi citra Bangladesh sebagai negara Muslim moderat.

Ikuti berita-berita lainnya di situs ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement