Jumat 13 Dec 2019 03:07 WIB

AS Peringatkan Korut Jika Uji Coba Senjata Saat Tahun Baru

Korut mengancam akan memberikan hadiah natal yang tak menyenangkan AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Rudal Korut
Foto: AFP
Rudal Korut

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) kembali memperingatkan Korea Utara (Korut) soal konsekuensi uji coba senjata di Tahun Baru. Namun, AS juga menawarkan fleksibilitas tentang negosiasi antara kedua negara.

Korut frustasi atas sanksi AS setelah tiga pertemuan puncak antara pemimpin kedua negara gagal mencapai kesepakatan. Korut pun bersumpah memberikan 'hadiah Natal' yang tak menyenangkan jika AS tak datang dengan konsensi akhir tahun.

Baca Juga

Pada sesi di Dewan Keamanan PBB soal Korut, Duta Besar AS Kelly Craft menyuarakan keprihatinannya, bahwa negara otoriter itu mengindikasikan akan menguji rudal balistik antarbenua yang dirancang menyerang benua AS dengan senjata nuklir. "Uji coba rudal dan nuklir tak akan memberikan keamanan yang besar bagi Korut," ujar Craft seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (12/12).

"Kami yakin bahwa Korut akan berpaling dari permusuhan dan ancaman lebih lanjut, dan bukannya malah membuat keputusan berani untuk terlibat dengan kami," ujarnya menambahkan.

Mengingatkan pada sanksi lebih jauh, Craft mengatakan, jika Korut melakukannya, maka Dewan Keamanan siap bertindak seusai aturan yang ada. Craft menyebut uji coba jangka pendek yang menerus oleh Korut adalah sesuatu yang sangat kontraproduktif. "Tindakan Korut berada dalam kecaman langsung yang tidak biasa oleh AS. Mereka melanggar resoulusi Dewan Keamanan PBB," ujarnya.

"AS dan Dewan Keamanan PBB, mmeiliki tujuan, bukan batas waktu," katanya merujuk tuntutan Korut dalam tawaran pekan terkahir 2019.

Meski demikian, dia mengatakan, bahwa AS bersedia untuk melakukan negosiasi lebih lanjut. AS memanfaatkan Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan antara kedua negara. "Kami tetap siap untuk mengambil tindakan secara paralel, dan secara bersamaan mengambil langkah konkret menuju perjanjian ini," kata Craft.

"Kami siap untuk fleksibel dalam cara kami mendekati masalah ini," tambahnya.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya pernah memuji hubungannya dengan pemimpin Korut Kim Jong-un setelah pertemuan puncak keudanya tahun lalu di Singapura, dan dua pertemuan berikutnya. Trump mengatakan, dia akan sangat terkejut jika Korut menganggap AS bertindak seperti bermusuhan.

Namun, Korut tampaknya menunjukkan kefrustasiannya sejak pertemuan puncak di Hanoi pada Februari tahun ini yang lagi-lagi berakhir dengan jalan buntu. Kedua negara kemudian bertemu lagi di Stockholm pada Oktober untuk memulai negosiasi tingkat kerja, meskipun Korut mengecam pertemuan itu. Korut menuduh AS tidak menawarkan apa pun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement