Rabu 25 Dec 2019 08:23 WIB

Turki Kembali Tangkap Oposisi, Kali Ini Seorang Pengusaha

Turki menangkap oposisi yang terkait dengan Fethullah Gulen.

Rep: Lintar Satria / Red: Nashih Nashrullah
Turki masih melanjutkan siasat penangkapan terhadap sejumlah oposisi. Ilustrasi bendera Turki.
Foto: AP
Turki masih melanjutkan siasat penangkapan terhadap sejumlah oposisi. Ilustrasi bendera Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, SILIVRI— Satu pengadilan Turki pada Selasa (24/12) memutuskan untuk tetap memenjarakan pengusaha dan dermawan Osman Kavala, kendati Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menyerukan pembebasannya.

Sementara itu, pengadilan mengenai keterlibatannya dalam protes 2013 berlanjut. Kavala telah dipenjarakan lebih dari dua tahun, dituduh berusaha menggulingkan pemerintah.

Baca Juga

Pengadilan Eropa menyerukan pembebasannya secepatnya dua pekan lalu, dan mengatakan bahwa ada kekurangan dalam sangkaan yang masuk akal bahwa dia telah melakukan pelanggaran. 

Sebelumnya, pihak berwenang Turki menangkap wali kota yang berasal dari partai oposisi. Wali kota itu dituduh memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen yang dianggap sebagai dalang kudeta gagal 2016. Kantor berita Turki, Anadolu Agency, melaporkan Wali Kota Urla Burak Oguz ditangkap pada Senin (16/12) malam. Oguz dituduh memiliki hubungan dengan jaringan Gulen.

Oguz terpilih dalam pemilihan daerah Maret lalu menjadi wali kota pertama yang berasal dari oposisi Republican People’s Party (CHP). 

Dia ditangkap atas dakwaan teror. Setidaknya sudah 14 orang wali kota terpilih yang berasal dari partai pro-Kurdi itu ditahan karena dianggap memiliki hubungan dengan gerilyawan Kurdi.

Partai membantah dakwaan teror tersebut dan mengatakan penangkapan itu bermotif politik. Menurut mereka penangkapan ini untuk melemahkan basis pemilih mereka di tenggara Turki.

CHP mengencam penangkapan Oguz dan membantah tuduhan memiliki hubungan dengan Gulen. Mereka mengatakan jaringan itu tidak memiliki peluang selamat dengan CHP.

"Kami mengencam penggunaan (sistem) peradilan untuk menyingkirkan mereka yang terpilih," kata kepala provinsi CHP Deniz Yucel, Selasa (17/12).

Anadolu Agency melaporkan pemerintah menangkap 171 orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan jaringan Gulen dalam serangkaian serbuan di Ankara. Mereka yang ditahan dicurigai menggunakan aplikasi kirim pesan yang menurut pemerintah Turki juga digunakan oleh orang-orang yang merencanakan kudeta.

Pada 15 Juli 2016, sekelompok perwira mencoba melakukan kudeta terhadap Erdogan. Sekitar 250 orang terbunuh dan 2.000 orang terluka dalam kudeta gagal tersebut.

Pemerintah Turki menangkap 77 ribu orang dan sekitar 130 ribu pegawai pemerintah termasuk para personel militer dipecat dari pekerjaan mereka. Gulen yang hidup dalam pengasingan di Amerika Serikat sejak 1999 membantah terlibat dalam kudeta tersebut. 

 

 

sumber : AP/Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement