Kamis 02 Jan 2020 17:00 WIB

Menlu AS Berterima Kasih Atas Dukungan Israel Perangi Iran

Menlu AS Mike Pompeo berterima kasih kepada Netanyahhu atas dukungan Israel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Mike Pompeo mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (2/1) malam waktu setempat. Pompeo berterima kasih kepada Netanyahhu atas dukungan Israel dalam upaya memerangi Iran menyusul serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak Selasa lalu.

"Menlu Pompeo berterima kasih kepada Perdana Menteri Netanyahu atas komitmen Israel yang tak tergoyahkan untuk melawan pengaruh regional Iran yang jahat dan kecamannya atas serangan 31 Desember terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan dilansir Time of Israel, Kamis (2/1).

Baca Juga

"Menlu dan Perdana Menteri menegaskan kembali ikatan yang tidak bisa dipecahkan antara AS dan Israel," kata pernyataan itu.

Meski demikian, pihak Israel belum mengonfirmasi perbincangan antara kedunya. Pompeo juga dikatakan berbicara dengan pejabat dari Qatar.

Pelanggaran di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad juga membuat Pompeo menunda perjalanannya ke Ukraina dan empat negara lainnya. Pompeo dijadwalkan tiba di Ukraina pada Kamis malam dalam kunjungan pertamanya di negara yang menjadi pemicu proses pemakzulan presiden Donald Trump. Kemudian Menlu dijadwalkan akan ke Belarus, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Siprus.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan Pompeo menunda semua perjalanan itu untuk memantau situasi yang tengah berlangsung di Irak serta memastikan keselamatan dan keamanan Amerika di Timur Tengah. Pompeo akan menjadwalkan ulang dengan segera perjalanan ke negara-negara tersebut.

Israel sebelumnya mengutuk serangan oleh kelompok pro Iran di Kedubes AS di Baghdad. Melalui Menlunya, Israel menuduh Teheran melakukan kesalahan dengan memerintahkan serangan yang terkoordinasi tersebut.

Komentar Menlu Israel Katz datang beberapa jam setelah demonstran pro-Iran meninggalkan kedutaan AS yang dikepung setelah pasukan paramiliter Hashsha-Shaabi memerintahkan mereka untuk mundur sehari setelah serangan dramatis. Ribuan pendukung Irak dari Hash yang sebagian besar dilatih Iran telah mengepung dan merusak kompleks kedutaan pada Selasa (31/12). Mereka marah dengan serangan udara AS yang menewaskan 25 milisi Hash selama akhir pekan.

"Iran melakukan kesalahan besar dengan mencoba melukai diplomat Amerika di Irak," kata Katz dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk berdiri teguh melawan kejahatan rezim pembunuh di Teheran," ujarnya menambahkan.

Katz kemudian mengaitkan insiden di Kedubes AS di Baghdad dengan serangan terkait Iran pada misi-misi diplomatik di seluruh dunia. Termasuk pengeboman pada 1992 yang mematikan terhadap kedutaan Israel di Buenos Aires oleh kelompok teroris Hizbullah yang didukung Iran, di mana 29 orang tewas.

Dalam wawancara dengan radio Israel, Katz menilai bahwa Iran bisa saja menyerang Israel, meski kemungkinannya kecil. "Ada kemungkinan, peluangnya tidak tinggi, namun ada kemungkinan Iran dapat membahayakan Israel. Pasti jelas bagi mereka bahwa kita akan merespons dengan kekuatan besar terhadap serangan apapun," ujar Katz.

Dalam serangan Selasa lalu, ratusan anggota milisi dan pendukungnya masuk ke kompleks kedutaan AS di Baghdad. Mereka menghancurkan area penerimaan tamu, menghancurkan jendela, meneriakkan "Matilah Amerika" dan menyemprotkan grafiti pro-Iran di dinding.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement