Kamis 09 Jan 2020 18:38 WIB

Pneumonia Misterius di Cina Mungkin Infeksi Coronavirus Baru

Pneumonia misterius di Cina mungkin berasal dari infeksi coronavirus jenis baru.

Rep: MGROL 125/ Red: Reiny Dwinanda
Penumpang kereta di Hong Kong mengenakan masker sebagai perlindungan kesehatan. Kasus pneumonia berat yang bermula dari kota Wuhan kemungkinan berasal dari infeksi coronavirus jenis baru.
Foto: AP
Penumpang kereta di Hong Kong mengenakan masker sebagai perlindungan kesehatan. Kasus pneumonia berat yang bermula dari kota Wuhan kemungkinan berasal dari infeksi coronavirus jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media penyiaran Cina CCTV memberitakan, pneumonia misterius yang mengusik puluhan orang di negeri Tirai Bambu dan sekitarnya itu kemungkinan berasal dari infeksi coronavirus jenis baru. Kabar yang dilansir pada Kamis (9/1) itu merupakan hasil dari penyelidikan tahap awal.

Sejauh ini, otoritas kesehatan belum menanggapi pemberitaan CCTV tersebut. Dilansir AP virus corona menyebar melalui batuk, bersin, atau dengan menyentuh orang yang terinfeksi. Beberapa infeksi menyebabkan flu biasa dan yang lain dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang lebih parah, seperti SARS dan MERS.

Baca Juga

Virus semacam itu biasa terjadi pada manusia, tetapi virus versi eksotis dari kelelawar, unta, dan hewan lainnya telah menyebabkan penyakit parah. Menurut CCTV,  coronavirus yang baru ini berbeda dari yang sebelumnya telah diidentifikasi. Otoritas kesehatan mengesampingkan SARS dan MERS sebagai kemungkinan penyebab penyakit tersebut.

Pada Ahad, Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan mengungkapkan ada 59 orang yang tengah dirawat karena penyakit pernapasan. Tujuh berada dalam kondisi kritis, sementara sisanya stabil.

Kantor berita Xinhua melaporkan, delapan pasien telah dipulangkan pada Rabu. Mereka tidak menunjukkan gejala pneumonia selama beberapa hari.

Pakar laboratorium pada Rabu malam telah menemukan coronavirus baru di 15 dari 59 kasus. Selain itu, CCTV mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut harus dilakukan sebelum kesimpulan tercapai.

Kemungkinan, kasus penyakit yang sama telah dilaporkan di Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan dan melibatkan pelancong yang baru ke Wuhan. Sejak akhir 2019, rumah sakit umum Hong Kong telah melaporkan 38 pasien yang mengalami gejala demam, infeksi saluran pernapasan, atau gejala pneumonia setelah kunjungan baru-baru ini ke Wuhan.

Dua puluh satu dari pasien itu telah dipulangkan, menurut Otoritas Rumah Sakit Hong Kong pada Rabu. Namun, menurut kepala kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, tidak ada kasus serius yang ditemukan terkait dengan kasus di Wuhan.

Tak satu pun dari pasien Hong Kong telah mengunjungi pasar makanan laut di Wuhan, tempat beberapa pasien Cina daratan mengoperasikan bisnisnya. Selain itu, komisi kesehatan Wuhan mengatakan, pasar makanan Kota Makanan Laut Cina Selatan akan ditutup sementara untuk penyelidikan.

Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, seorang wanita Cina yang bekerja di sebuah perusahaan Korea Selatan didiagnosis menderita pneumonia pada Selasa. Pihak berwenang Taiwan mengatakan pada Rabu bahwa mereka mengkarantina seorang pasien yang sakit dengan gejala flu pada 6 Januari, lebih dari dua pekan setelah ia kembali dari perjalanan ke Wuhan.

Penyakit-penyakit baru telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya SARS atau sindrom pernafasan akut yang parah. Penyakit ini pertama kali menginfeksi orang di Cina selatan pada akhir 2002 dan menyebar ke lebih dari dua lusin negara.

Selain itu, coronavirus lain menyebabkan MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah. Wabah itu dimulai di Yordania dan Arab Saudi pada 2012 dan menyebar ke sekitar dua lusin negara lain.

Pada hari Rabu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan peringatan kesehatan menyerukan agar dokter yang merawat pasien dengan penyakit, seperti pneumonia, untuk mempertimbangkan kemungkinan kaitannya dengan wabah Cina. Mereka juga merekomendasikan pemakaian masker dan pengambilan tindakan pencegahan lain dalam merawat pasien yang baru saja bepergian ke Wuhan.

Selain itu, CDC pada pekan ini juga menyarankan para pelancong AS ke Wuhan untuk menghindari binatang dan orang sakit dan sering mencuci tangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement