Ahad 12 Jan 2020 07:10 WIB

Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Iran Salahkan Amerika

Ukraina mengharapkan penyelidikan penuh, pengakuan bersalah, dan kompensasi.

Petugas menunjukkan foto seorang gadis di lokasi jatuhnya pesawat Ukraina di Shahedshahr, Teheran, Iran, Rabu (8/1).
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Petugas menunjukkan foto seorang gadis di lokasi jatuhnya pesawat Ukraina di Shahedshahr, Teheran, Iran, Rabu (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Militer Iran mengaku telah menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines, Sabtu (11/1). Pengumuman yang dibacakan dalam saluran TV pemerintah ini menyatakan, peristiwa itu terjadi karena ketidaksengajaan yang dilakukan oleh kesalahan manusia atau human error.

Pesawat Ukraina yang jatuh pada awal pekan ini di Iran dinyatakan terbang dekat dengan situs militer milik pasukan elite Garda Revolusi Iran. Militer Iran menyatakan, pesawat itu ditembak jatuh secara tidak sengaja karena kesalahan manusia.

Baca Juga

Atas penemuan itu, pihak-pihak yang bertanggung jawab akan dirujuk ke Departemen Kehakiman di dalam militer. Mereka yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban.

Semua 176 penumpang di dalamnya meninggal dunia dalam kecelakaan itu. Mereka terdiri atas berbagai kewarganegaraan, yaitu 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, 3 warga Jerman, dan 3 warga Inggris. Militer Iran pun menyatakan belasungkawa kepada keluarga para korban.

Sebelum pertanyaan ini keluar, Amerika Serikat dan Kanada telah mengatakan bahwa pesawat itu ditembak jatuh. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sudah mengatakan pesawat itu ditembak jatuh oleh Iran, walaupun memang tampaknya dilakukan secara tidak sengaja.

"Kami yakin tampaknya pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal Iran. Kami akan membiarkan penyelidikan dilakukan sebelum kami membuat keputusan final," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, menambah tekanan terhadap Iran.

Akan tetapi, klaim tersebut ditolak Iran. Juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei juga membantah video yang menunjukkan rekaman sebuah rudal menghantam pesawat dan menyatakan tudingan itu adalah perang psikologis. Rabiei menyebut video yang dipublikasikan itu adalah kebohongan. Dia mengatakan, tidak ada yang akan bertanggung jawab untuk masalah jatuhnya pesawat yang diduga terkena rudal tersebut.

Usai berbicara dengan Trudeau, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sepakat dengan Kanada untuk mendorong penyelidikan objektif kecelakaan ini. "Harusnya tidak ada spekulasi tentang tragedi. Ukraina dan Kanada akan menggunakan semua kemungkinan untuk mengadvokasi penyelidikan yang objektif dan menyeluruh," cicit Zelenskiy di Twitter.

Pesawat Boeing 737 jatuh di Teheran ketika akan melakukan perjalanan ke Kiev, Rabu (8/1). Dalam penyelidikan awal, pesawat disebut mengalami masalah teknis setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini.

photo
Tim SAR di lokasi jatunynya pesawat Ukrainia dengan 176 penumpang yang jatuh di Shahedshahr, baratlaut Teheran, Iran Rabu (8/1).

Salahkan AS

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Amerika Serikat (AS) ikut bertanggung jawab atas penembakan pesawat Ukraina yang tidak disengaja pada awal pekan ini. Dia menyatakan, kesalahan manusia ini terjadi karena sikap Washington.

"Hari yang menyedihkan. Kesimpulan awal investigasi internal oleh Angkatan Bersenjata: Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh sikap gegabah AS yang menyebabkan bencana," tulis Zarif di Twitter.

Zarif pun menyampaikan penyesalan mendalam atas jatuhnya pesawat tersebut. Dia meminta maaf dan belasungkawa kepada masyarakat Iran, kepada semua keluarga korban, dan kepada negara-negara yang terkena dampak dari peristiwa itu.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Teheran sangat menyesalkan peristiwa itu. Dia pun menyampaikan rasa duka kepada para keluarga korban. Investigasi akan berlanjut dalam peristiwa jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines.

"Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang mengerikan ini. Pikiran dan doa saya ditujukan kepada semua keluarga yang berkabung. Saya mengucapkan belasungkawa yang tulus," ujar Rouhani dalam akun Twitter.

Kecelakaan ini semakin meningkatkan tekanan kepada Iran setelah berbulan-bulan berselisih dengan AS dan saling melancarkan serangan militer. AS membunuh komandan militer Jenderal Qassem Soleimani dan Iran membalasnya dengan menembakan rudal ke perumahaan militer pasukan AS di Irak.

Sebelum mengumumkan hasil kecelakaan ini, Teheran mengatakan kemungkinan akan mengizinkan Rusia, Kanada, Prancis, dan Ukraina untuk membantu melakukan penyelidikan. Menurut mereka, proses penyelidikan akan memakan waktu satu atau dua tahun.

"Kami lebih memilih untuk mengunduh kotak hitam di Iran. Namun, jika kami pikir tidak bisa melakukannya karena kotaknya rusak, kami akan meminta bantuan," kata kepala Organisasi Penerbangan Iran Ali Abedzadeh.

photo
Tamu memberikan penghormatan di depan foto-foto kru pesawat Ukraine Airlines yang jatuh di dekat Teheran, Iran, Rabu (8/1).

Kompensasi

Menanggapi pengumuman militer Iran, Ukraina mengharapkan penyelidikan penuh, pengakuan bersalah, dan kompensasi. Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan, pernyataan bersalah Iran saja tidak cukup. "Iran telah mengaku bersalah menabrak pesawat Ukraina. Namun kita bersikeras pada pengakuan penuh rasa bersalah," ujar Zelenskiy dalam sebuah pernyataan resmi.

Dia menambahkan, Ukraina juga berharap Iran memberikan jaminan kesiapan untuk penyelidikan penuh dan terbuka, termasuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan, mengembalikan jenazah para korban, pembayaran kompensasi, dan permintaan maaf resmi melalui saluran diplomatik.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan tak percaya kecelakaan itu diakibatkan oleh masalah mekanis. Seorang pejabat AS yang mengutip analisis intelijen berdasarkan data satelit mengatakan bahwa rudal-rudal anti pesawat dari darat ke udara telah merontokkan pesawat yang mengangkut penumpang sipil itu.

Pesawat itu jatuh pada hari yang sama dengan serangan roket yang dilancarkan Iran ke pangkalan militer AS di Irak. Data menunjukkan, jet Boeing 737-800 itu sedang terbang di udara selama dua menit setelah lepas landas dari Teheran ketika penunjuk suhu panas dari rudal darat ke udara terdeteksi, kata pejabat itu. n dwina agustin/lintar satria/reuters, ed: mansyur faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement