Senin 13 Jan 2020 15:11 WIB

Emir Qatar: Dialog Jadi Solusi Krisis Iran dan AS

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyerukan solusi damai antara Iran dan AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyerukan solusi damai antara Iran dan AS. Ilustrasi.
Foto: REUTERS/Stephanie McGehee
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyerukan solusi damai antara Iran dan AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani melakukan kunjungan ke Teheran, Iran pada Ahad (12/1). Dia bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani dan pejabat tinggi lainnya untuk membahas ketegangan di Timur Tengah.

Dalam pertemuan tersebut, Sheikh Tamim dan Rouhani mendiskusikan tentang pembunuhan Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak oleh Amerika Serikat (AS). Dibahas pula tentang serangan misil Iran yang membidik basis militer AS di Irak.

Baca Juga

Dua peristiwa itu telah meningkatkan ketegangan di kawasan. Sheikh Tamim menyerukan solusi damai antara Iran dan AS.

"Kunjungan ini datang pada saat yang genting di kawasan dan kami sepakat dengan saudara-saudara dan Yang Mulia Presiden (Rouhani) bahwa satu-satunya solusi untuk krisis ini adalah deeskalasi dari semua pihak serta dialog," kata Shiekh Tamim dalam konferensi pers dikutip laman Aljazirah.

Di sisi lain Rouhani menekankan tentang pentingnya stabilitas di kawasan Timur Tengah. "Mengingat pentingnya keamanan regional, terutama di perairan Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman, kami memutuskan untuk melakukan lebih banyak pembicaraan serta kerja sama untuk keamanan seluruh wilayah," ujarnya.

Sheikh Tamim adalah pemimpin negara pertama yang mengunjungi Iran sejak dibunuhnya Soleimani oleh AS pada 3 Januari lalu. Peristiwa itu telah memicu kecemasan tentang kemungkinan konflik terbuka antara Iran dan AS.

Kekhawatiran meningkat saat Iran melancarkan puluhan misil ke pangkalan Ain al-Asad di Irak pada Rabu pekan lalu. Pangkalan itu merupakan markas militer AS di Irak.

Garda Revolusi Iran menyebut serangan itu hanya permulaan dari serangkaian balas dendam atas dibunuhnya Soleimani. "Kami memperingatkan semua negara sekutu AS bahwa jika serangan dilancarkan dari pangkalan di negara mereka ke Iran, mereka akan menjadi sasaran pembalasan militer," kata Garda Revolusi Iran.

Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan serangan tersebut tak menyebabkan dampak serius. "Semua baik-baik saja. Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya. Trump pun telah membuat pernyataan bahwa serangan Iran tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement