Senin 13 Jan 2020 21:00 WIB

Jerman akan Gelar KTT Bahas Perdamaian di Libya

Penyelenggaraan KTT perdamaian Libya bertepatan dengan kedatangan Erdogan di Jerman

Red: Nur Aini
Peta Benghazi, Libya.
Foto: Aljazeera
Peta Benghazi, Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman berencana mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) pada 19 Januari guna mengupayakan perdamaian di Libya. Pertemuan puncak itu akan diselenggarakan bersamaan dengan kunjungan satu hari Presiden Turki Tayyip Erdogan di Berlin. Kantor Erdogan, yang mengumumkan lawatan sang presiden, belum memberikan keterangan lebih rinci.

Kedatangan Erdogan dilihat sebagai faktor penting bagi keberhasilan penyelenggaraan konferensi apa pun menyangkut Libya. Hal itu karena keputusan Ankara untuk mengirimkan sejumlah penasihat militer dan, kemungkinan, tentara telah membuat Turki menjadi pemain utama dalam perang saudara yang telah lama berlangsung di Libya.

Baca Juga

Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan soal KTT itu pada Sabtu (11/1). Merkel menambahkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memimpin pembicaraan jika pertemuan tersebut berlangsung di Berlin. Merkel mengatakan pihak-pihak yang bertikai di Libya perlu berperan besar untuk mencari penyelesaian.

Ia mengatakan pertemuan puncak itu diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan bagi Libya menjadi sebuah negara berdaulat dan damai. Setelah ada pembicaraan antara presiden mereka, Erdogan dan Vladimir Putin, di Istanbul, Turki, dan Rusia pada Rabu sama-sama meminta agar permusuhan dihentikan dan kehidupan di Tirpoli serta kota-kota lainnya dikembalikan ke situasi normal. Mereka juga meminta PBB mendorong pelaksanaan perundingan perdamaian.

Turki mendukung Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) pimpinan Fayez al-Serraj yang berpusat di Tripoli dan mendapat pengakuan internasional. Sementara itu, kontraktor-kontraktor militer Rusia telah ditempatkan bersama-sama dengan Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Jenderal Khalifa Haftar, yang berbasis di wilayah timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement