Selasa 07 Jan 2020 23:25 WIB

Presiden Korsel Ingin Tigkatkan Kerja Sama dengan Korut

Tawaran Olimpiade 2032 akan menjadi acara pemersatu bagi Korsel dan Korut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bersalaman dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un di Pyongyang, Rabu (19/8).
Foto: Pyongyang Press Corps Pool via AP
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bersalaman dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un di Pyongyang, Rabu (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL --  Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan, ingin meningkatkan kerja sama segera mungkin dengan Korea Utara (Korut). Untuk bisa mencapai hal itu, dia pun siap untuk bertemu dan melakukan pembicaraan dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.

"Kami ingin membuat era di mana pemisahan tidak lagi menjadi penghalang bagi perdamaian dan kemakmuran bagi Korea Selatan dan Utara," kata Moon dalam pidato Tahun Baru tahunan di Seoul.

Baca Juga

Moon menyinggung tentang upaya diplomatik dengan Korut pada 2018. Dia menyesali kurangnya kemajuan dalam negosiasi tahun lalu untuk mempererat hubungan antara kedua negara tersebut.

Moon juga mengatakan akan terus mendorong untuk memulai kembali Kompleks Industri Kaesong dan tur ke Gunung Kumgang. Dia menyebutkan kerjasama perbatasan tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Tawaran bersama Olimpiade 2032 akan menjadi acara pemersatu bagi Korsel dan Korut juga. Momen tersebut akan menjadi pendorong untuk menyelesaikan jalur kereta api antar Korea.

Korut tidak responsif terhadap tawaran dari Seoul baru-baru ini. Proyek-proyek kerja sama antara negara-negara tetangga terhenti karena sanksi internasional yang melarang sebagian besar bisnis dengan Korut.

Selain itu, Moon pun berjanji untuk terus bekerja untuk memfasilitasi komunikasi Amerika Serikat (AS)-Korea Utara. "Dalam waktu menemui jalan buntu dalam perundingan AS-Korea Utara dan di mana kami bahkan khawatir akan langkah mundur dalam hubungan antar Korea, kami sangat membutuhkan cara-cara praktis untuk meningkatkan kerja sama antar Korea," katanya.

Pyongyang telah menyatakan frustrasi pada kurangnya fleksibilitas Washington. Sementara para pejabat AS mengatakan, mereka harus mengambil langkah-langkah yang lebih konkret untuk membongkar senjata nuklir dan program rudal balistiknya sebelum sanksi dilonggarkan.

"Momentum untuk perundingan AS-Korea Utara harus berlanjut. Provokasi dan ancaman tidak membantu siapa pun," kata Moon.

Menjelang tahun baru, Kim memang menyatakan memiliki rencana untuk lebih mengembangkan program nuklir dan memperkenalkan senjata strategis baru dalam waktu dekat. Meskipun, dia mengisyaratkan masih ada ruang untuk dialog dengan AS.

Moon menyatakan, keamanan dan kemakmuran di semenanjung Korea tergantung pada penyelesaian ketegangan internasional, tetapi kedua Korea dapat mencapai kemajuan melalui kerja sama. "Saya sarankan Korsel dan Korut menyatukan kepala kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement