Selasa 14 Jan 2020 16:58 WIB

Rouhani: Penembakan Pesawat Ukraina Kesalahan tak Termaafkan

Presiden Iran mengakui penembakan pesawat Ukraina sebagai kecerobohan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan insiden penembakan pesawat Ukraine International Airline oleh militer negaranya merupakan kecerobohan dan kesalahan yang tak bisa dimaafkan. Dia berjanji semua pihak yang bertanggung jawab akan diselidiki serta diadili.

"Itu adalah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Satu orang tidak bisa sepenuhnya bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat," kata Rouhani pada Selasa (14/1).

Baca Juga

Dia mengapresiasi militer Iran yang telah mengakui kesalahannya dalam insiden tersebut. Pengakuan tersebut, kata Rouhani, merupakan langkah awal yang baik. "Kita harus meyakinkan orang-orang bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi," ujarnya.

Rouhani menegaskan bahwa pemerintahannya bertanggung jawab kepada semua penumpang Ukraine International Airline yang  tewas dalam insiden, baik mereka yang berkewarganegaraan Iran maupun lainnya.

Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh di Teheran pada 8 Januari lalu. Awalnya pesawat diduga mengalami masalah teknis setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini. Namun informasi intelijen yang diterima Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengindikasikan bahwa pesawat nahas tersebut terhantam misil Iran.

Pesawat Ukraine International Airline memang jatuh tak lama setelah Iran meluncurkan puluhan misil ke basis militer Amerika Serikat (AS) di pangkalan udara Ain al-Asad, Irak. Serangan itu merupakan balasan Iran terhadap AS atas dibunuhnya Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Soleimani.

Setelah sempat menyangkal, militer Iran akhirnya mengakui bahwa pesawar Ukriane International Airline tak sengaja tertembak. Terdapat 176 korban jiwa, dengan rincian, 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris.

Iran telah mengundang pakar dari Ukraina, Kanada, Inggris, dan AS untuk turut menyelidiki insiden tersebut. Pemerintah Iran menegaskan akan bersikap transparan dan tak menghalangi upaya penyelidikan tim pakar dari negara-negara terkait. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement