Rabu 15 Jan 2020 02:35 WIB

Iran akan Membentuk Pengadilan Khusus Terkait Jet Ukraina

Presiden Iran menyebut penembakan jet Ukraina tidak dapat termaafkan

Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (14/1), mengatakan peradilan khusus harus dibuat untuk kasus jatuhnya pesawat Ukraina yang tanpa sengaja ditarget tentara Iran.
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (14/1), mengatakan peradilan khusus harus dibuat untuk kasus jatuhnya pesawat Ukraina yang tanpa sengaja ditarget tentara Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut penembakan tak disengaja yang dialami sebuah pesawat Ukraina sebagai 'kesalahan tak termaafkan'. Rouhani mengatakan Iran akan menghukum semua pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut dan bahwa 'kejadian tragis' itu akan diselidiki secara penuh.

"Itu adalah kesalahan yang tidak termaafkan, tidak mungkin hanya satu orang yang menyebabkan pesawat itu jatuh," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (14/1).

Baca Juga

"Pengakuan angkatan bersenjata bahwa mereka salah adalah langkah pertama yang bagus. Kita harus memastikan kepada masyarakat bahwa kesalahan ini tidak akan terjadi lagi," katanya.

Seperti dilaporkan Reuters, Rouhani menambahkan bahwa pemerintahannya bertanggung jawab terhadap Iran dan bangsa-bangsa lainnya yang para warganya kehilangan nyawa dalam kecelakaan pesawat itu.

Sementara itu, Xinhua melaporkan bahwa Rouhani telah meminta lembaga peradilan Iran membentuk 'pengadilan khusus' untuk menyelidiki kejatuhan pesawat Ukraina tersebut di Iran.

"Pengadilan khusus harus dibentuk dengan beranggotakan hakim senior dan puluhan pakar. Berkas (pesawat Ukraina yang jatuh) ini bukan kasus biasa. Dunia sedang menyaksikan kita," katanya, seperti disiarkan televisi negara.

Rouhani menyatakan puas dengan pengakuan jujur yang diumumkan oleh angkatan bersenjata soal kesalahan mereka menyangkut pesawat jatuh tersebut. Sang presiden mengatakan pengakuan itu adalah langkah pertama dari langkah-langkah selanjutnya, yang harus diambil untuk menjelaskan dimensi peristiwa nahas itu.

Ia menyebutkan bahwa masalah itu tidak bisa ditudingkan sebagai kesalahan satu orang saja, yang memencet tombol dan kemudian menyebabkan pesawat dihantam. "Ada orang-orang lain (yang terlibat dalam insiden itu) dan saya menginginkan agar kasus itu benar-benar dijelaskan kepada masyarakat," tegasnya.

Pada Rabu (8/1) pekan lalu, sebuah pesawat penumpang Ukraina berjenis Boeing 737-800 jatuh di dekat Teheran. Seluruh 176 orang di dalam pesawat itu, termasuk sejumlah warga Kanada dan Ukraina, tewas. Iran telah mengakui bahwa pesawat itu jatuh karena kesalahan manusia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement