Rabu 15 Jan 2020 14:58 WIB

Kanada Minta Tanggung Jawab AS dalam Insiden Pesawat Ukraina

PM Kanada menyatakan ketegangan di Timur Tengah memicu insiden pesawat Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat (AS) tak dapat dilepaskan dari insiden jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines di Teheran, Iran. Washington sebenarnya turut memikul sebagian tanggung jawab karena telah memicu ketegangan di kawasan tersebut. 

"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di kawasan tersebut, orang-orang Kanada itu akan berada di rumah bersama keluarga mereka," kata Trudeau dalam sebuah wawancara dengan Global Television pada Selasa (14/1). 

Baca Juga

Sebanyak 63 orang Kanada tewas dalam insiden jatuhnya Ukraine International Airlines. Pada akhir pekan lalu, Trudeau mendesak agar investigasi komprehensif segera dilakukan. "Kita perlu kejelasan penuh tentang bagaimana tragedi mengerikan itu bisa terjadi. Iran harus mengambil tanggung jawab penuh," ujarnya. 

Pesawat Ukraine International Airlines jatuh pada 8 Januari lalu. Ia tertembak misil yang diluncurkan militer Iran. 

Kepala Divisi Kedirgantaraan Garda Revolusi Iran Amir Ali Hajizadeh telah mengatakan unitnya bertanggung jawab penuh atas penembakan pesawat tersebut. Pesawat Ukraine International Airline memang jatuh tak lama setelah Iran meluncurkan puluhan misil ke basis militer AS di pangkalan udara Ain al-Asad, Irak. Serangan itu merupakan balasan Iran terhadap AS atas dibunuhnya Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani.

Terdapat 176 korban jiwa, dengan rincian, 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris. Iran mengatakan telah menangkap sejumlah tersangka yang terlibat dalam penembakan pesawat tersebut.

"Investigasi ekstensif telah dilakukan dan beberapa orang ditangkap," kata juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili pada Selasa. Jumlah dan identitas para pelaku belum dirilis oleh Iran. 

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan insiden penembakan pesawat Ukraine International Airlines oleh militer negaranya merupakan kecerobohan dan kesalahan yang tak bisa dimaafkan. Dia berjanji semua pihak yang bertanggung jawab akan diselidiki serta diadili.

"Itu adalah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Satu orang tidak bisa sepenuhnya bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat," kata Rouhani. 

Dia telah meminta agar pengadilan khusus dibentuk untuk menangani kasus tersebut. "Kehakiman harus membentuk pengadilan khusus dengan hakim berpangkat tinggi dan puluhan ahli," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement