Kamis 16 Jan 2020 06:11 WIB

Demi Putin, Perdana Menteri Rusia Mengundurkan Diri

Dmitry Medvedev mundur untuk memberi ruang pada Putin melakukan perubahan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev
Foto: AP
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Perdana Menteri Rusia mengundurkan diri pada hari Rabu (15/1). Pengunduran diri tersebut dilakukan setelah Presiden Vladimir Putin mengusulkan perubahan konstitusi yang dapat memungkinkannya untuk memperpanjang kekuasaannya.

Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan dia mundur untuk memberi ruang pada Putin untuk melakukan perubahan, yang jika diterapkan akan mengalihkan kekuasaan ke parlemen dan perdana menteri. Dengan demikian  ini memungkinkan Putin untuk berkuasa dalam kapasitas lain selain jabatannya sebagai presiden berakhir pada 2024.

Baca Juga

Medvedev, sekutu lama Putin dan mantan presiden, mengumumkan pengunduran dirinya di TV pemerintah. Dalam tayangan tersebut dia duduk di sebelah Putin, yang mengucapkan terima kasih atas pekerjaannya.

Putin mengatakan Medvedev akan mengambil pekerjaan baru sebagai wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, yang diketuai Putin.

Perhatian sekarang beralih pada siapa yang menjadi perdana menteri berikutnya. Sejumlah calon yang mungkin termasuk Walikota Moskow Sergei Sobyanin, yang prestasinya disebutkan telah menghadirkan kehidupan baru ke ibukota.

Perubahan ini akan dipandang oleh banyak orang sebagai awal dari persiapan Putin untuk masa depan politiknya sendiri ketika ia meninggalkan kursi kepresidenan pada tahun 2024.

Putin mengatakan kepada elit politik Rusia dalam pidato kenegaraan tahunannya bahwa ia lebih suka mengubah konstitusi untuk menyerahkan Duma Negara, majelis rendah parlemen, kekuatan untuk memilih perdana menteri dan posisi-posisi penting lainnya.

"Ini adalah perubahan yang sangat serius pada sistem politik. Itu akan meningkatkan peran dan signifikansi parlemen negara dari partai-partai parlementer, dan independensi serta tanggung jawab perdana menteri," kata Putin.

Siapa pun yang ia pilih sebagai perdana menteri pasti akan dipandang sebagai calon pengganti presiden. Seperti cara Putin sebelumnya saat dia mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada tahun 2008 untuk menjadi perdana menteri di bawah Medvedev.

Selanjutnya Putin mundur empat tahun kemudian untuk memungkinkan dirinya melanjutkan ke kepresidenan. Berkuasa di salah satu dari dua peran sejak 1999, Putin (67 tahun) dijadwalkan mundur pada 2024, ketika masa jabatan presiden keempatnya berakhir.

Dia belum mengatakan apa yang dia rencanakan untuk dilakukan ketika masa jabatannya berakhir. Tetapi di bawah konstitusi saat ini, yang menetapkan maksimum dua syarat berturut-turut, Putin dilarang untuk mencalonkan sebagai presiden lagi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement