Sabtu 18 Jan 2020 13:56 WIB

Sejumlah Bandara Terapkan Screening Waspadai Pneumonia

Bandara internasional mulai menerapkan screening untuk mencegah tersebarnya pneumonia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bandara Changi Singapura. Bandara internasional mulai menerapkan screening untuk mencegah tersebarnya pneumonia. Ilustrasi.
Foto: AP
Bandara Changi Singapura. Bandara internasional mulai menerapkan screening untuk mencegah tersebarnya pneumonia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sejumlah bandara internasional mulai menerapkan screening untuk mencegah tersebarnya wabah pneumonia. Di Singapura, tindakan penyaringan suhu telah dilakukan di Bandara Changi untuk penerbangan masuk yang tiba dari Wuhan.

Jika ada penumpang yang dicurigai, ia akan dirujuk ke rumah sakit untuk pengecekan lebih lanjut. "Karena para praktisi medis sedang mencari kasus-kasus dengan pneumonia yang baru saja kembali dari Wuhan, Singapura kemungkinan akan melihat lebih banyak kasus-kasus yang perlu diselidiki untuk kemungkinan kaitannya dengan Wuhan," demikian diungkapkan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) dikutip Today Online.

Baca Juga

MOH juga mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan mengadopsi gaya hidup bersih di setiap kesempatan. Terlebih lagi wisatawan atau warga yang dari Wuhan harus memantau kesehatan mereka dengan cermat dan segera mencari perawatan medis jika mereka merasa tidak sehat, dan memberi tahu dokter mereka tentang riwayat perjalanan mereka.

Sedangkan di Amerika Serikat (AS), pihak bandara menyaring penumpang yang datang dari China tengah di tiga bandara yaitu bandara Kota Kennedy New York, bandara Los Angeles, dan San Francisco. Pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan akan mulai mengukur suhu dan bertanya tentang gejala penumpang yang berasal dari Wuhan.

Dokter Martin Cetron dari CDC menyatakan sejauh ini risiko bagi warga AS dianggap rendah. Namun, CDC ingin melakukan persiapan dan mengambil tindakan pencegahan. "Semakin awal kita mendeteksi suatu kasus, semakin baik kita dapat melindungi masyarakat, dan semakin kita dapat memahami tentang virus ini dan risiko penyebarannya," ujarnya.

Virus di balik wabah di kota Wuhan provinsi Hubei dikatakan sebagai korona baru yang dikenal sebagai 2019-nCoV. Jenis baru ini termasuk keluarga virus korona yang menyebabkan penyakit pada manusia dan beredar di antara hewan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, virus korona hewan dapat berevolusi dan menginfeksi manusia dan kemudian menyebar dari manusia ke manusia. Kondisi ini seperti halnya wabah severe acute respiratory syndrome (SARS) dan the Middle East respiratory syndrome (MERS).

Sebagian besar pasien di Wuhan dilaporkan memiliki beberapa kaitan dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, meskipun beberapa pasien tidak melaporkan mengunjungi pasar ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kondisi penyebaran antara manusia kemungkinan bisa terjadi pula.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement