Kamis 16 Jan 2020 09:37 WIB

Belasan Warga Sipil Tewas dalam Serangan di Idlib Suriah

Serangan udara dilakukan rezim Suriah dengan dukungan Rusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Asap membumbung setelah serangan udara pasukan Suriah dan Rusia mengenai kota al-Habeet, selatan Idlib, Suriah.
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP, File
Asap membumbung setelah serangan udara pasukan Suriah dan Rusia mengenai kota al-Habeet, selatan Idlib, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Setidaknya 15 warga sipil tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh rezim Suriah di bawah kepemimpinan Bashar al-Assad dan Rusia di provinsi barat laut Idlib, Suriah, Rabu (15/1) waktu setempat. Selain 15 warga sipil yang tewas itu, beberapa warga lain mengalami luka-luka.

Dilansir Anadolu Agency, Kamis (16/1), observatorium pesawat oposisi Suriah menyebut bahwa pesawat tempur Rusia dan rezim telah menargetkan wilayah Maarrat al-Numan di Idlib dan beberapa desa. Meski, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim gencatan senjata dimulai di wilayah Idlib Suriah pada 9 Januari.

Baca Juga

Rezim Suriah dan kelompok-kelompok teror yang didukung Iran melanjutkan serangan darat mereka. Pada 9 Januari, gencatan senjata dideklarasikan dengan inisiatif Rusia dan Turki.

Gencatan senjata telah dipatahkan beberapa kali dengan serangan darat, tetapi serangan pada Rabu itu telah menjadi serangan serangan udara pertama sejak gencatan senjata diumumkan.

Turki mendorong keras untuk gencatan senjata di Idlib setelah wilayah itu mengalami berbulan-bulan pemukulan oleh pasukan yang setia kepada rezim Bashar al-Assad dan sekutunya, dengan mengirim sekitar satu juta pengungsi sipil berbondong-bondong menuju perbatasan Turki.

Turki dan Rusia juga sepakat pada September 2018 untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang. Sejak itu, lebih dari 1.300 warga sipil di sana tewas dalam serangan-serangan oleh rezim dan pasukan Rusia ketika gencatan senjata terus dilanggar.

Lebih dari satu juta warga Suriah telah bergerak di dekat perbatasan Turki karena serangan hebat selama setahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement