Rabu 22 Jan 2020 12:51 WIB

Wabah Corona Meluas, Saham di Asia Pasifik Anjlok

Meluasnya wabah virus corona membuat pasar saham jatuh

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Meluasnya wabah virus corona membuat pasar saham jatuh. Ilustrasi.
Foto: Chinatopix via AP
Meluasnya wabah virus corona membuat pasar saham jatuh. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wabah virus corona yang semakin meluas telah membuat pasar saham jatuh dan menimbulkan kekhawatiran penurunan perekonomian terutama di sektor pariwisata. Virus ini menyebar luas bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek, di mana jutaan warga China melakukan mudik dan bepergian ke luar negeri maupun dalam negeri.

Wabah virus corona dimulai di kota Wuhan, China tengah. Awalnya kemunculan virus ini diyakini terkait dengan pasar makanan laut yang juga menjual hewan hidup. Namun pada Senin lalu pihak berwenang China mengonfirmasi bahwa penularan virus dapat terjadi antarmanusia. 

Baca Juga

Sebanyak 291 kasus kini telah dilaporkan terjadi di kota-kota besar di China, termasuk Beijing dan Shanghai. Selain itu Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kasus virus corona terhadap seorang warga Seattle yang baru saja melakukan perjalanan dari China.

Dua kasus telah diidentifikasi di Thailand, satu kasus di Jepang, satu kasus di Korea Selatan, dan satu kasus di Taiwan. Semua pasien yang terinfeksi virus corona baru saja kembali dari Wuhan.

Pihak berwenang di beberapa negara termasuk Australia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Jepang telah meningkatkan pemeriksaan terhadap penumpang pesawat udara dari Wuhan. Pemerintah AS pekan lalu mengumumkan langkah serupa di bandara di San Francisco, Los Angeles, dan New York. Mereka sekarang telah mengumumkan rencana untuk melakukan tindakan serupa di bandara Chicago dan Atlanta pekan ini.

Ketakutan terhadap wabah virus corona memicu risiko di pasar global. Dalam hal ini pasar Asia yang paling terpukul. Bursa saham Hong Kong turun 2,8 persen, sedangkan indeks saham Jepang, Nikkei turun 0,9 persen. Selain itu, saham-saham blue chips di Shanghai juga anjlok hingga 1,7 persen.

Di Eropa, saham perusahaan pembuat barang-barang mewah termasuk yang paling menurun. Indeks saham penerbangan AS turun 2,3 persen. Sedangkan operator hotel dan kasino Las Vegas Sands Corp dan Wynn Resorts Ltd yang memiliki operasi besar di China turun lebih dari 4 persen.

Para investor khawatir bahwa penyebaran wabah virus corona dapat menghalangi konsumen China untuk bepergian dan berbelanja. Kepala Ekonom Asia Pasifik untuk IHS, Rajiv Biswas, mengatakan wabah virus corona yang mirip SARS dapat berisiko terhadap perekonomian.

"Berkembangnya virus corona yang mirip SARS di Wuhan dapat berisiko terhadap pertumbuhan ekonomi yang besar bagi kawasan Asia Pasifik, apalagi sekarang ada bukti bahwa virus itu dapat menular antarmanusia," ujar Biswas.

Menyebarnya virus corona membuat seorang warga Beijing, Zhang Xinyuan, membatalkan tiket perjalanan liburan ke Phuket, Thailand. Dia mengaku khawatir, wabah virus corona berkembang seperti virus SARS pada 2002 silam.

"Kami akan tinggal di rumah selama liburan. Saya takut, karena saya ingat bagaimana SARS terjadi," ujar Zhang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan melakukan pertemuan darurat terkait wabah virus corona pada Rabu (22/1). Sejauh ini WHO belum merekomendasikan pembatasan perdagangan atau perjalanan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement