Selasa 21 Jan 2020 19:08 WIB

Jerman dan Polandia Bahas Pencegahan Demam Babi

Di Polandia tercatat ada 55 wabah ASF pada babi hutan sejak bulan Desember 2019.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Demam babi Afrika menjangkit babi ternak.
Foto: Pixabay
Demam babi Afrika menjangkit babi ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jerman dan Polandia tengah membahas tindakan baru untuk mencegah penyebaran penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) di kedua negara tersebut. Pembahasan itu dilatarbelakangi temuan virua ASF pada babi hutan di Polandia yang berbatasan dengan Jerman.

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) melaporkan, di Polandia tercatat ada 55 wabah ASF pada babi hutan sejak bulan Desember 2019. Penyakit itu ditemukan hanya 30 kilometer dari Jerman, salah satu pengekspor utama babi di Eropa.

ASF tidak berbahaya bagi manusia tetapi cukup mematikan pada babi. Virus itu berasal dari Afrika kemudian menyebar ke Eropa hingga Asia, dan telah membunuh ratusan juta babi. Negara-negara Asia termasuk Cina secara teratur memberlakukan larangan impor babi dari daerah-daerah di mana telah ditemukan virus. Sebab hal itu akan menyebabkan kerugian besar bagi para eksportir daging.

Babi hutan menyebarkan ASF dan ada kekhawatiran hewan yang terinfeksi dapat membawa penyakit ini ke Jerman. Tentu jika infeksi meluas, bisa mengancam ekspor daging babi besar Jerman ke Cina.

Menteri Pertanian Jerman Julia Kloeckner dan Menteri Pertanian Polandia Jan Krzysztof Ardanowski bertemu di Berlin dan menyetujui langkah-langkah baru untuk bersama-sama menahan wabah ASF di Polandia dan mencegah penyebarannya ke Jerman.

"Diskusi termasuk membuat koridor berpagar di sepanjang perbatasan untuk mencegah babi hutan yang terinfeksi pindah ke Jerman," kata Kloeckner dilansir Reuters, Selasa (21/1)

Kedua negara akan membahas apakah pasukan pertahanan Jerman harus membantu pengaturan pagar. Pemerintah negara bagian Jerman di Brandenburg dan Saxony sudah mulai membangun pagar di sepanjang perbatasan Polandia dalam upaya untuk menghentikan babi hutan yang terinfeksi berkeliaran ke Jerman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement