Kamis 23 Jan 2020 20:01 WIB

60 Mahasiswa RI Masih di Wuhan

Mahasiswa RI tersebut sementara dilarang meninggalkan kompleks kampus.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Teguh Firmansyah
Warga melintasi Stasiun Kereta Hankou Railway yang ditutup pemerintah. Setelah seluruh Kota Wuhan disolasi untuk menghindari penyeberan virus nCoV.
Foto: China Daily via Reuters
Warga melintasi Stasiun Kereta Hankou Railway yang ditutup pemerintah. Setelah seluruh Kota Wuhan disolasi untuk menghindari penyeberan virus nCoV.

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok di Wuhan, Nur Musyafak, menuturkan, saat ini tinggal sekitar 60 orang dari total mahasiswa Indonesia yang masih berada di Wuhan. Mereka sementara dilarang meninggalkan kompleks kampus terkait mewabahnya virus korona baru (2019-nCoV).

"Mereka (60 orang tersebut) masih aman di dalam kampus masing-masing," kata Nur Musyafak saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (23/1). Ia mengatakan, belum ada permintaan evakuasi dari para mahasiswa Indonesia di Wuhan.

Baca Juga

Menurut dia, pihak kampus juga melarang para mahasiswa keluar dari kampus seturut kondisi terkini.

Sedangkan sebagian besar mahasiswa Indonesia di Wuhan saat ini sebagian berada di Tanah Air atau di wilayah lain di Cina sehubungan liburan musim dingin menjelang Imlek. Nur Musyafak mengatakan, ia sudah berada di Madura, kampung halamannya, sejak awal Januari ini.

Ia menuturkan, ketika pertama kali virus merebak belum ada kepanikan di antara mahasiswa Indonesia. Belakangan, ketika virus mulai menimbulkan korban jiwa, timbul kekhawatiran di kalangan mahasiswa Indonesia.

Para mahasiswa yang telah berada di Indonesia, kata Nur Musyafak, telah meminta kompensasi tak kembali ke Wuhan selama virus korona masih mewabah. Semestinya, mereka memasuki kembali masa kuliah pada Februari nanti.

Kementerian Luar Negeri RI mencatat, mahasiswa asal Indonesia di Wuhan dan sekitarnya tercatat sebanyak 428 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia di Beijing 1.280 orang, dan mahasiswa di Shanghai tercatat sebanyak 849 orang. Data tersebut diperoleh per Desember 2019.

photo
Petugas memindahkan kontainer di Pusat Perawatan medis Wuhan, Kamis (23/1). (AP Photo/Dake Kang)

Virus Corona jenis baru mula-mula menyebar di Kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember lalu. Virus itu diketahui merupakan varian baru penyebab sejenis Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang belum pernah terdeteksi sebelumnya. Mulanya diduga berasal dari hewan, belakangan disimpulkan bahwa virus itu juga bisa menular antarmanusia.

Jumlah korban meninggal akibat virus itu hingga Kamis (22/1) siang melonjak menjadi 25 orang. Jumlah itu merupakan lonjakan nyaris tiga kali lipat dari jumlah yang tercatat pada Selasa (21/1) sebanyak 9 orang. Sedangkan pasien yang tertular di China telah mencapai 661 orang.

Virus Corona yang berasal dari Wuhan menyebar ke berbagai wilayah padat penduduk seperti Beijing, Shanghai, Makau dan Hong Kong. Penularan juga ditemukan telah sampai ke Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan yang terbaru di Amerika Serikat.

Penularan dikhawatirkan akan mencapai puncaknya menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Hal ini karena jutaan warga Cina akan melaksanakan mudik saat itu. "Peningkatan pergerakan masyarakat secara objektif meningkatkan risiko penyebaran wabah," kata wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional, Li Bin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement