Sabtu 25 Jan 2020 07:18 WIB

Prancis Konfirmasi Dua Kasus Pertama Virus Corona

Penderita virus korona di Prancis baru melakukan perjalanan dari China.

Rep: Dessy Susilawati/ Red: Muhammad Hafil
Prancis Konfirmasi Dua Kasus Pertama Virus Corona. Foto:  Virus corona jenis baru.
Foto: Republika
Prancis Konfirmasi Dua Kasus Pertama Virus Corona. Foto: Virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dua kasus virus corona telah dikonfirmasi di Prancis. Ini merupakan kasus pertama di Eropa.

Hal ini dikatakan oleh Menteri Kesehatan Prancis Agnès Buzyn, Jumat (24/1) lalu. Kasus pertama melibatkan seorang pasien di rumah sakit di barat daya kota Bordeaux, sementara yang lain di Paris.

Baca Juga

Keduanya baru-baru ini melakukan perjalanan ke China dan sekarang telah ditempatkan di ruang isolasi. "Kami sedang dalam proses melacak riwayat pasien yang telah dites positif untuk menghubungi orang-orang yang telah mereka hubungi," kata Buzyn seperti dilansir dari laman France24, Sabtu (25/1).

"Kami memiliki kasus Eropa pertama hari ini mungkin karena kami mengembangkan tes dengan sangat cepat dan kami mampu mengidentifikasi mereka."

Pasien pertama (48 tahun) kembali ke Prancis pada 22 Januari. Pasien, yang digambarkan sebagai baik, telah melewati Wuhan, kota China di pusat wabah mematikan, dan dirawat di rumah sakit pada hari Kamis di Bordeaux.

"Kami tahu bahwa karena pasien telah berada di tanah Prancis, mereka telah melakukan kontak dengan selusin orang, kami akan menghubungi mereka."

Dia mengatakan dia baru saja menerima informasi tentang kasus kedua dan belum dalam posisi untuk mempublikasikannya. "Anda harus memperlakukan epidemi saat Anda mengobarkan api, dengan cepat menemukan sumbernya" dan "mengatasinya secepat mungkin," tambah Buzyn.

Virus yang sebelumnya tidak dikenal telah menyebabkan alarm karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan ratusan di seluruh daratan Cina dan Hong Kong pada 2002-2003.

Wabah muncul pada akhir Desember di Wuhan, pusat industri dan transportasi dari 11 juta orang di pusat China, menyebar ke beberapa negara lain termasuk Amerika Serikat. Sampai saat ini jumlah korban jiwa mencapai 26.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement