Senin 20 Jan 2020 15:00 WIB

Pakistan Peringatkan India Hentikan Aksi Militer di Kashmir

Pakistan siap mengambil tindakan balasan terhadap aksi militer India.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memperingatkan India agar tak melanjutkan aksi militernya di Line of Control (LoC), yakni perbatasan de facto kedua negara di wilayah Kashmir. Pakistan mengisyaratkan siap mengambil tindakan balasan terhadap India.

"Saya ingin menjelaskan kepada India dan komunitas internasional bahwa jika India melanjutkan serangan militernya menewaskan warga sipil di seluruh LoC, Pakistan akan semakin sulit untuk tetap menjadi pengamat yang tidak aktif," kata Khan melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad (19/1).

Baca Juga

Menurut dia, saat pasukan India terus membidik dan membunuh warga sipil di sekitar LoC, Dewan Keamanan PBB harus bertindak."Ada kebutuhan mendesak bagi Dewan Keamanan PBB untuk mendesak India mengizinkan UNMOGIP (Kelompok Pengamat Militer PBB di India dan Pakistan) kembali ke sisi LoC IOJK (Indiaan Occupied Jammu-Kashmir)," ucap Khan.

Belum lama ini, pasukan India di LoC melepaskan tembakan sembarangan dan tanpa alasan di sektor Kotkotera. Hal itu menyebabkan seorang warga desa Jugalpal bernama Shamim Begum, menderita luka-luka serius.

Pada Desember lalu, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengirim surat kepada Dewan Keamanan PBB. Dalam surat itu dia mengatakan bahwa sejak Januari 2019, pasukan India telah melakukan lebih dari 3.000 pelanggaran gencatan senjata yang menargetkan 300 warga sipil, termasuk wanita serta anak-anak.

Kashmir sempat dibekap ketegangan sejak India mencabut status khusus wilayah tersebut pada 5 Agustus tahun lalu. Masyarakat memprotes, kemudian menggelar aksi demonstrasi di beberapa daerah di sana. Mereka menolak status khusus dicabut karena khawatir dapat mengubah komposisi demografis Kashmir.

India kemudian mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut. Jaringan televisi dan telekomunikasi, termasuk internet, sempat diputus. Tak hanya itu, India pun mendirikan pos jaga serta memberlakukan jam malam. Kashmir diisolasi dari dunia luar.

Sejak saat itu, Pakistan memutuskan menurunkan level hubungan diplomatiknya dengan India. Islamabad pun membekukan semua aktivitas perdagangannya dengan New Delhi.

Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua. Dua per tiga wilayahnya dikuasai India, sementara sisanya dimiliki Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis Line of Control (LoC). Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement