Ahad 26 Jan 2020 19:35 WIB

Suami-Istri Dokter di China Bertarung Melawan Corona

Chen sudah sepekan tak bertemu dengan suaminya yang juga seorang dokter.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Warga berbelanja dengan mengenakan masker di sebuah supermarket di kota Wuhan, Sabtu (25/1/2020).   Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan sebagai pusat penyebaran virus Corona yang telah menginfeksi sekitar ratusan warga Wuhan dan menewaskan puluhan lainnya.
Foto: Chinatopix via AP
Warga berbelanja dengan mengenakan masker di sebuah supermarket di kota Wuhan, Sabtu (25/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan sebagai pusat penyebaran virus Corona yang telah menginfeksi sekitar ratusan warga Wuhan dan menewaskan puluhan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Tak ada perayaan Imlek di Wuhan, Cina, tahun ini. Pesta telah ditunda. Doa dan harapan dilantunkan dengan sunyi dalam keheningan kota.

Wuhan telah diisolasi oleh Pemerintah Cina. Kota tersebut merupakan pusat atau sumber virus korona baru yang kini sedang mewabah.

Baca Juga

Kecemasan menyelimuti warga, termasuk Chen Li, seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Wuhan. Dia turut menangani pasien yang terjangkit virus korona.

Chen tak memungkiri selalu ada perasaan waswas saat dia harus melakukan kontak dengan pasien virus korona. Dia sangat mengetahui betapa ganasnya virus tersebut.

Kendati demikian tugas tetap harus dikerjakan. Chen pun cukup bersyukur tak mengalami gejala seperti demam tinggi atau radang tenggorokan setelah menjalin kontak dengan pasiennya. Orang yang mengidap virus Corona baru memang memperlihatkan kondisi demikian.

Tahun ini Chen tak merayakan Imlek dengan keluarganya. "Sebelum bergabung dengan perang melawan epidemi, saya telah mengirim putra saya yang berusia empat tahun ke orang tua saya," katanya, dikutip laman Xinhua, Sabtu (25/1).

Dia memprioritaskan keselamatan anaknya. Chen pun harus berpisah dengan suaminya yang juga berprofesi sebagai dokter. Suami Chen berada di garis depan dalam penanganan penyebaran virus Corona. "Kami belum bertemu satu sama lain selama lebih dari sepekan," ujar Chen.

Chen menyadari ada banyak pekerjaan yang mesti ditunaikannya saat ini. Banyak warga Wuhan yang membutuhkan perawatannya.

 

"Saya hanya tidak tahu kapan saya bisa melihat anak saya lagi," ucapnya.

 

Pada Sabtu lalu seorang dokter yang bekerja di rumah sakit pusat perawatan virus korona di Provinsi Hubei meninggal. Hal itu dilaporkan China Global Television Network.

Menurut Channel News Asia, dokter tersebut bernama Liang Wudong (62 tahun). Dia bekerja di Rumah Sakit Hubei Xinhua yang menjadi pusat penanganan virus korona Wuhan.

Hingga kini virus itu tercatat telah membunuh 56 orang. Sementara mereka yang terinfeksi mencapai sedikitnya 1.975 orang. Wuhan sedang membangun dua rumah sakit baru untuk menampung pasien virus korona baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement