Kamis 16 Jan 2020 16:30 WIB

Milisi Nigeria Bebaskan Tiga Pekerja Kemanusiaan

Pekerja kemanusiaan dan warga sipil lainnya disandera sejak akhir Desember lalu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Milisi Nigeria Bebaskan Tiga Pekerja Kemanusiaan. Warga Nigeria dan migran dari dunia ketiga.
Foto: AP Photo/Jerome Delay
Milisi Nigeria Bebaskan Tiga Pekerja Kemanusiaan. Warga Nigeria dan migran dari dunia ketiga.

REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Pejabat PBB mengatakan milisi bersenjata Nigeria melepaskan tiga pekerja kemanusiaan dan warga sipil lainnya di sebelah utara negara itu. Mereka disandera sejak akhir Desember lalu.

Kelompok milisi yang mengenakan seragam militer menculik orang-orang itu pada 22 Desember lalu. Para anggota milisi menghentikan konvoi para pekerja sosial yang sedang menuju Maiduguri, ibu kota Negara Bagian Borno.

Baca Juga

Sejak 2009, milisi melancarkan pemberontakan yang telah menewaskan 36 ribu orang di sebelah utara Nigeria. Pemberontakan tersebut juga membuat sekitar 7,1 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Boko Haram yang ingin memisahkan utara Nigeria memulai pemberontakan tersebut. Mereka ingin menerapkan hukum Islam kaku dan ketat di sana.

"Saya sangat lega beberapa warga sipil, termasuk tiga pekerja sosial yang diculik kelompok bersenjata non-negara di sepanjang jalan Monguno–Maiduguri pada 22 Desember lalu sudah dibebaskan kemarin dan sekarang dalam keadaan aman," kata koordinator kemanusiaan PBB di Nigeria, Edward Kallon, Kamis (16/1).

Kallon mengatakan ia khawatir dengan meningkatnya ketidakamanan di lingkungan pekerja kemanusiaan. Ia mengatakan pada 2019 sudah ada 12 orang pekerja kemanusiaan yang tewas.

Jumlahnya dua kali lipat dibandingkan 2018. Insiden itu membuat tahun lalu menjadi tahun yang paling berbahaya bagi pekerja kemanusiaan di Nigeria. 

PBB belum memberikan pernyataan apakah milisi yang melakukan penculikan berasosiasi dengan Boko Haram atau faksi lainnya yang pecah pada 2016. Faksi tersebut membaitkan diri pada ISIS

Selama dua tahun terakhir faksi yang bernama Islamic State in West Africa Province (ISWAP) itu menguasai pemberontakan di Nigeria. Pada Desember lalu ISWAP mengatakan mengeksekusi mati 11 orang Kristen yang mereka culik dari Negara Bagian Borno.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement