Selasa 28 Jan 2020 05:30 WIB

Trump Tawarkan Bantuan ke China Soal Virus Corona

Trump menawarkan bantuan untuk penanggulangan wabah infeksi virus corona di China.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menawarkan bantuan kepada China untuk penanggulangan wabah penyakit akibat infeksi virus corona.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menawarkan bantuan kepada China untuk penanggulangan wabah penyakit akibat infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan bantuan kepada China untuk mengendalikan wabah penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru, Senin (27/1). Hingga kini, pemerintah China mencatat 81 kematian akibat virus corona yang kebanyakan terjadi di provinsi Hubei.

Tak lama setelah Trump menawarkan bantuan, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga Amerika agar tidak mengunjungi seluruh China karena adanya virus baru itu. Sementara itu, Indonesia masih mengeluarkan travel advice bagi WNI yang hendak mengunjungi China agar memeprtimbangkan kembali niat mereka pergi ke sana.

Baca Juga

Dengan otoritas provinsi menanggapi kritik dari publik atas tanggapan awalnya, Perdana Menteri China Li Keqiang mengunjungi kota Wuhan untuk memberi dorongan petugas medis dan menjanjikan bantuan. Mengunjungi Wuhan dengan pakaian pelindung dan masker biru, Li memuji petugas medis.

Li mengatakan, pihaknya akan mengupayakan tambahan 2.500 petugas dikirim ke Wuhan dalam dua hari ke depan. Li juga mengunjungi lokasi rumah sakit baru yang akan dibangun dalam beberapa hari.

Li yang menjadi pemimpin paling senior di China yang mengunjungi Wuhan sejak wabah merebak tampil di TV pemerintah di hadapan pekerja medis dengan teriakan, “Wuhan jiayou!”. Itu merupakan seruan untuk menjaga semangat para petugas medis agar tetap tinggi.

Saham global jatuh, harga minyak mencapai posisi terendah tiga bulan, dan yuan China merosot ke level terlemahnya pada tahun 2020 karena investor cemas tentang kerusakan pada ekonomi terbesar kedua dunia dari larangan perjalanan dan terganggunya rencana liburan panjang Tahun Baru Imlek.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement